Typo.
_____________________
Selamat membaca.
_______________________
Kini Dilan sudah bersiap-siap untuk pergi ke acara bapaknya Vanko, alias si Angkasa. Setelah pulang dari apartemen Iqbal, Dilan langsung masuk kamarnya dan tidak keluar sama sekali karena pantatnya sedikit sakit juga takut orangtuanya bertanya yg aneh - aneh tentang plester luka di lehernya, dan sekarang Dilan berusaha menutupi plester tersebut menggunakan kemejanya.
"Semoga aja gak kelihatan." Ujarnya sembari bercermin.
"Ganteng banget anjai, kayak bapak Alex." lanjutnya dengan memuji diri sendiri. Di rasa sudah siap, ia pun keluar dan turun ke bawah.
"Lama banget kamu mah." Ujar Laskar dengan bibir yg mengerucut. Dilan tersenyum menghampiri sang papa, lalu memeluknya.
"Semedi dulu pa, jelek banget ngambeknya." Ucapan Dilan mengundang sentilan pelan di bibir cowok itu dan membuatnya mengadu.
"Jelek - jelek gini, cuma papa yg bisa buat daddymu jatuh cinta." Balas Laskar sembari menyugarkan rambutnya ke belakang. Dilan memutar bola matanya dengan malas.
"Suka - suka bapak Laskara, terus daddy sama abang mana sekarang?" Tanya Dilan yg tidak melihat keberadaan Daddy serta abangnya.
"Udah nunggu di luar, ayo." Laskar dan Dilan pun melangkah keluar rumah, terlihat mobil sang daddy sudah berada di luar pagar. Saat akan memasuki mobil, Dilan melihat Iqbal, Carel juga Vanko yg juga akan berangkat. Sepertinya mobil mereka akan berangkat bersama, Dilan pun masuk ke dalam mobilnya.
Dari jarak yg hanya bisa di hitung dengan langkah kaki, Vanko masih terdiam memerhatikan Dilan yg memasuki mobilnya. Sampai suara Sadam menyadarkan dirinya, "Van, buruan masuk." iya, Sadam ikut ke acara makan bersama yg buat oleh Angkasa atas permintaan Kevan dan semua sudah mengetahui hubungan mereka. Vanko menghela nafas sebelum masuk ke dalam mobil.
____________________
"Anjir ini villa apa kerajaan?" Ujar Sadam dengan mata menatap takjub bangunan yg di sebut sebagai villa milik Angkasa.
"Kerajaan kali, bang." Sahut Devan yg juga menatap sekeliling villa.
Dilan dan Vanko berjalan beriringan, awalnya Dilan berjalan di belakang Vanko, namun ia menyamakan langkahnya dengan Dilan. Vanko berdehem sejenak, ah sial! Sejak kejadian panas malam kemarin, ia merasa canggung sekali dengan Dilan.
"Lan, masih sakit gak anu lo?" Tanya Vanko dengan pelan, Dilan membasahi bibirnya setelah mendengar pertanyaan dari Vanko.
"Dikit, jangan di bahas! entar ada yg denger kan berabe." Ujar Dilan yg membuat Vanko menjauhkan tubuhnya dari Dilan dan berjalan mendahului Dilan kembali.
-
Menu makanan yg disajikan pelayan di villa Angkasa sangat menggiurkan semua. Kini mereka telah duduk di meja makan dengan ukuran besar dan panjang, Dilan sendiri telah mengincar menu mujaer bakar dan lele goreng kesukaanya. "Dad...." Panggilnya pada Alex yg berada di depannya, namun bukan hanya Alex saja yg menoleh, hal itu membuat Dilan tersenyum kaku sembari menggeleng. "Gak jadi dad." Tadinya ia akan meminta tolong Alex untuk mengambilkan mujaer bakar yg berada di dekat Angkasa.
Alex sendiri menatap bingung anaknya, namun tatapannya beralih pada plester luka yg terdapat di leher Dilan. Beberapa pertanyaan pun muncul di otaknya, apa anaknya itu mendapat luka di area lehernya? Atau karena hal lain? Entah, Alex akan menanyakan saat di rumah nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL VS SENJA [TERBIT] ✔
RomanceEND. [GEN 3] [Squel Alas / Kapten] Bisa di baca langsung. ⚠️MPREG Mengandung unsur brothership. Mereka dua kubu yg saling bermusuhan, sama-sama penyuka warna hitam, motor dan jalanan, serta penikmat waktu tenggelamnya matahari. Namun persamaan merek...