Typo
______________________
Selamat membaca.
_______________________
Sadam menguap dengan posisi duduk, ia menoleh ke samping dan terdapat Dilan yg masih tertidur nyenyak. Sadam melirik jam dinding yg sudah menunjukkan pukul lima pagi, ia pun bergegas menuju kamar mandi.
Sedangkan di kamar lain, Elang kini tengah mengamati Alan yg masih tidur.
"Lo bener-bener cantik, Al." Jemari nya menelurusi mata Alan yg masih terpejam, di usapnya dengan lembut hingga membuat sang empu terbangun. Dengan cepat Elang menarik kembali tangannya."El..." Panggilnya dengan suara khas bangun tidur.
"Mandi, udah jam 5." Ujar Elang yg kembali dingin.
Alan mengangguk, "tugas laporan kamu udah aku kerjain, ppt nya juga udah." Ujar Alan.
"Bagus, kalau sampe di suruh revisi gaji lo gue kurangin." Ancaman Elang membuat Alan menggeleng ribut.
"Gak akan kok, aku udah kerjain sesuai yg kamu bilang dan materinya juga detail." Pergerakkan bibir Alan membuat Elang diam-diam tersenyum tipis, lucu pikirnya.
"Sampe jam berapa lo kerjain?" Tanya Elang, pasalnya semalam ia tidur lebih dahulu ketimbang Alan yg ia suruh mengerjakan tugasnya.
"Jam 3 aku barusan selesai." Balas Alan, Elang mengangguk.
"Yauda sana mandi."
Alan segera menuju kamar mandi yg tadi sempat tertunda. Namun saat Alan sudah masuk ke dalam kamar mandi, anak itu keluar lagi dan membhat Elang menatapnya dengan bingung.
"El, itu kok gak ada bak mandi sama gayungnya? Eh, ada bak panjang tapi gak ada gayung." Ucapan Alan itu mengundang decakan malas dari Elang. Dengan terpaksa Elang pun memghampiri Alan, lalu masuk ke dalam kamar mandi.
"Lo berdiri di sini, abis itu puter ini ke kanan. Nanti airnya nyala." Elang menarik tangan Alan agar berdiri di bawah shower.
Alan tersenyum canggung, "maaf...di kontrakan aku gak pake kayak gini."
"Jangan di puter dulu, baju lo bisa basah, bukan lo aja gue nya juga kena." Untung saja Elang cepat menahan tangan Alan yg akan memutar kran shower.
Alan terkikik geli, kemudian mengucap kata maaf lagi. Dan setelahnya tindakan Alan yg membuka bajunya tiba-tiba itu membuat Elang terkejut, namun Elang tidak kunjung keluar dan memilih bersandar pada wastafel guna memperhatikan Alan.
"El, kamu gak keluar?" Tanya Alan dengan bingung karena Elang tidak kunjung keluar.
"Gue tungguin, kalau gue tinggal lo gak bisa pake ini itu yg ada ngerepotin gue harus bolak balik masuk kamar mandi." Ujar Elang, Alan mengangguk pelan. Sebenarnya Alan malu di lihat Elang, ingin meminta Elang keluar saja namun tatapan Elang sangat mengerikan.
-
Di kediaman rumah Angkasa di hebohkan dengan Gavan yg mendadak demam tinggi di pagi hari. Semalam memang Gavan mengeluh pusing pada Kevan.
"Ke rumah sakit ya?" Ujar Samudra yg kini tengah menenangkan anaknya yg sedang rewel itu. Gavan menggeleng.
"Gak mau ayah....! Dokternya jahat kayak kakek suka nyuntik." Eluh Gavan, kemudian dirinya merengek pusing.
"Mangkannya aa' ke rumah sakit, biar nanti di kasih obat sama dokter dan gak pusing lagi." Ujar Vanko yg lagi-lagi mendapat gelengan kepala dari Gavan. Angkasa maupun Samudra menghela nafas, jika si tengah sakit begini rewelnya seperti anak bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL VS SENJA [TERBIT] ✔
RomanceEND. [GEN 3] [Squel Alas / Kapten] Bisa di baca langsung. ⚠️MPREG Mengandung unsur brothership. Mereka dua kubu yg saling bermusuhan, sama-sama penyuka warna hitam, motor dan jalanan, serta penikmat waktu tenggelamnya matahari. Namun persamaan merek...