5

38.7K 3.6K 224
                                    

Typo.

________________________

Jangan berekspetasi tinggi,
Kalau sayapnya patah, bisa jatuh.
_________________________

Dilan, Sadam dan Iqbal kini sedang makan di kantin sekolahnya.
"Bu Ida, saya request menu pecel lele dong bu." Ujar Dilan.

"Banyak mau lo, Lan." Cibir Iqbal.

"Suka-suka gue." Balas Dilan yang kemudian memakan baksonya.

"Lo kontrol jantung kapan, Lan?" Tanya Iqbal, Dilan memelankan kunyahannya.

"Dua hari lagi." Balasnya. Saat Dilan terlahir secara prematur, dokter mengatakan  jika sudah dewasa, Dilan  beresiko terkena kelainan jantung. Oleh sebab itu, setiap satu bulan sekali ia harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan jantungnya, bukan hanya jantung tetapi paru-parunya juga.

"Mau gue yang temenin ?" Tawar Sadam.

"Gak usah, Dam. Gue sama bapak Laskar aja." Ujar Dilan.

Saat sedang asik mengobrol, seseorang dengan sengaja menumpahkan es jeruk ke baju Dilan.
"Woy anjir! Lo apa-apaan?!" Sentak Iqbal. Dilan menarik nafas panjang.

Baru saja tadi pagi ia mengira jika Vanko kemasukkan setan kalem, karena tidak mengganggu dirinya,  nyatanya kini Vanko kembali terlihat menyebalkan di mata Dilan.

"Gue masih makan babi! Jangan bikin ribut dah." Ujar Dilan yg malas meladeni. Iqbal menyerahkan sekotak tisu pada Dilan.

"Untung gak terlalu ada noda, emang dakjal bener lo, Van." Ujar Iqbal.

"Tadinya mau gue tumpahin kuah bakso yg ada sambel sama saosnya." Ujar Vanko dengan kekehannya.

"Van, inget tujuan kita samperin Sadam anjir." Ujar Carel.

"Ada apa?" Tanya Sadam.

"Kita mau ngajakin lo buat ngedaki gunung, sekalian liat senja. Tadinya cuma gue sama Vanko aja, tapi kita gak ada pengalaman sama sekali. Jadi kita ajak lo, gimana?" Tanya Carel, Sadam nampak berpikir, lalu menoleh ke arah dua temannya yg kini juga menatapnya dan kembali ke arah Vanko dan Carel.

"Gue ajak mereka boleh?" Tanya Sadam, Carel mengangguk.

"Boleh."

"Lo berdua mau ikut kan?" Tanya Sadam. Iqbal mengangguk dengan semangat.

"Gue mah gas aja, apalagi gue belum pernah muncak, tapi lo gak papa kalau ikut Lan?" Tanya Iqbal. Dilan menyeruput es teh nya.

"Nanti gue tanya bokap sama abang gue." Ujar Dilan, Vanko berdecak pelan, lalu pergi meninggalkan mereka.

"Gue duluan." Ujar Carel dan langsung menyusul Vanko.

"Gue heran, kenapa si Vanko nyari ributnya gitu doang? Padahalkan dia kalau mau ribut sama gue harus saling tonjok dulu baru selesai." Ujar Dilan yg kemudian melanjutkan kembali acara makan baksonya.

"Ya bagus dong, Lan. Lo jadi tentram damai gak ada luka tonjok lagi." Ujar Iqbal.

"Tau nih, emang lo mau adu tonjok mulu sama Vanko?" Timpal Sadam.

"Bukan gitu, heran aja gue mah."

"Udah, gak usah di pikirin, Lan. Mungkin dia udah dapet hidayah, jadi tobat gangguin lo." Ujar Iqbal.

RIVAL VS SENJA [TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang