59. END

37.7K 2.5K 378
                                    

Typo.

_______________________________

Selamat membaca.
_______________________________


SEBAGIAN TULISAN ATAU PART PADA CHAPTER INI DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN.

Terimakasih pengertiannya.

NOVEL LENGKAP + BONUS CERITA BISA BELI MELALUI ADMIN INSTAGRAM @ bukuinajapub

__________________________________

Berbeda dengan Kevan dan Sadam yang sedang melakukan adegan panas walaupun tidak terlalu panas. Vanko dan Dilan malah sedang melakukan konser dadakan. Tadi Vanko menemukan seperangkat alat yang biasanya dibuat untuk karaoke.

Dilan berdiri di atas kasur dengan kaca mata yang bertengger di matanya. Sedangkan Vanko sendiri berada di bawah dengan menggunakan jas dan bawahan celana pendek, tidak lupa ia memakai bandana andalannya. Musik pun sudah terputar sejak tadi.

"DILAN LOPERS MANA SUARANYA!!!" Dilan berteriak menggunakan micnya.

"WOOOOOOO!!!!" Sahut Vanko dengan menggoyangkan badannya seperti cacing.

"Dan ternyata keyakinan tak cukup mampu untuk melawan....." Dilan mulai menyanyikan lirik lagunya.

"Kau pun tak mampu bertahan, kini kau mawar penghias malam....." Dilan menggoyangkan ponselnya dan mengaktifkan senternya.

"YOK VANKO!"

"Kau mawar hitam.....harummu kepedihan...."

"Kau arungi waktu...disetiap pelukkan.
Jangan menangis...meski kau sesali!! Singkirkan semua...bila tak kau inginkan...." Vanko membuat gerakkan seperti gelombang yang bergoyang naik turun dan membuat Dilan tertawa terbahak-bahak.

"Kocak, pinter!" Cibir Dilan dengan tawa yang masih mengudara.

"Ganti lagu." Ujar Vanko.

"Slank yang i miss u but i hate you." Dilan meneguk air putih yang berada di botol minumannya.

Musik pun terputar kembali, Vanko memakai sun screen punya Dilan dengan banyak, hingga mukanya putih dan ia kembali memakai kaca matanya.
Dilan yang melihat itu pun kembali tertawa.

"Baru aja kubuka mata, terbangun pagi-pagi. Langsung kepikiran kamu!" Vanko menggoyangkan jempolnya sembari bernyanyi.

Dilan menghentikan tawanya saat gilirannya bernyanyi.
"Setiap bunyi berdering, langsung ku angkat telponku. Berharap itu dari kamu....." Dilan menggoyangkan pantatnya ke depan dan ke belakang.

"Berkali-kali aku sms kamu!
Berkata mesra yang aku ucapkan!" Vanko naik ke atas kasur dan berjoget dengan Dilan.

Dilan menahan tawa melihat muka Vanko yang seperti adonan tepung.
"Kamu gak tahu apa gak mau tahu!
Gak ada kabar gak ada penjelasan!"

"I miss you but I hate you, my girl..."

"I miss you but I hate you, my girl..."

Musik pun berhenti Dilan menjatuhkan tubuhnya ke kasur dan tertawa kembali dan hal itu membuat Vanko ikutan tertawa.

"Sumpah anying! Capek banget gue lihat muka lo." Ujar Dilan disertai tawa yang menggelegar.

Vanko terkekeh sembari melepas jasnya. Kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah Dilan.

"Cuci muka dulu, sono. Terus istirahat, nanti sore biar gak telat lihat senjanya." Ujar Dilan yang membuat Vanko beranjak.

"One two three, dung tak tak dung tak dung tak tak dung tak." Vanko berjalan ke kamar mandi dengan berjoget tidak jelas.

Dilan memegangi perutnya karena kebanyakan tertawa.
"Baru juga beberapa jam jadi suami. Bener-bener dah, suami adalah cerminan diri sendiri."

"Tapi bapak gue gak gitu, papa tengil, daddy kutub." Dilan menggaruk pipinya. Tiba-tiba terlintas kembali dipikirannya, apakah ia bukan anak Alex, melainkan anak Laskar saja?

_____________________________________

"I love you but, i hate you." Ujar Dilan disertai senyum yang terlihat menjengkelkan di mata Vanko, namun dirinya terkekeh.

"Sarangbeo senjaku...." Vanko mengecup lama kening Dilan dan membuatnya memejamkan mata sembari mengulas senyuman.

___________________________________

END.

RIVAL VS SENJA [TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang