Typo.
_________________________________
Selamat membaca.
__________________________________
Hari ini Dilan berencana melakukan jogging dan siang nanti akan mengantar Sadam ke rumah sakit sekaligus dirinya juga akan check up.
"Mau jogging sama siapa?" Tanya Sadam pada Dilan yang sudah rapih dengan kaos putih tanpa lengan dan celana pendeknya.
"Sama yang lain." Balasnya.
"Gue ikut ya?" Sadam menawarkan dirinya, bosan di rumah tidak ada siapa-siapa hanya ada pelayan di rumah Dilan saja. Alex dan Laskar sejak jam 4 pagi tadi sudah pergi ke luar kota untuk menghadiri acara bisnis, sedangkan Elang berada di apartemennya.
"Gak usah, lo nanti kecapekan. Lagian olahraga lo itu bukan lari, tapi semacam senam bapak hamil gitu." Ucapan Dilan membuat Sadam merengut kesal.
"Gue suruh bang Kevan ke sini deh." Ujar Dilan yang mengundang gelengan kepala Sadam.
"Aa' aja suruh ke sini, jangan kak Kevan!" Ujar Sadam.
Dilan menggaruk keningnya, kemudian duduk di kursi meja belajarnya dan menghadap ke arah Sadam. Kalau membiarkan Sadam dan Gavan untuk sekarang ini bahaya, apalagi Sadam masih ngidam-ngidam begitu, yang ada Gavan nanti digrepe-grepe oleh Sadam.
"Kalau gak mau nurutin, mending gue ikut kalian jogging aja." Dilan mengusap dadanya dengan sabar. Selama Sadam hamil bawaanya itu rewel, tidak ada Sadam yang kalem.
Pintu kamar Dilan terbuka dan menampilkan Vanko, Carel dan Iqbal. Carel langsung menidurkan dirinya pada kasur milik Dilan.
"Udah siap belum?" Tanya Vanko, Dilan mengangguk.
"Kalian mah jahat amat ninggalin gue, mentang-mentang gue lagi ngisi jadinya gak ngajak gue!" Sungut Sadam dengan suara yang bergetar seperti ingin menangis. Vanko dan Iqbal menatap Dilan dengan tatapan bertanya, hal itu membuat Dilan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.
"Dia minta ikut jogging, kan gak boleh lari. Gue suruh di rumah biar nanti minta bang Kevan ke sini tapi dia maunya a' Gavan." Jelas Dilan, Iqbal menghampiri Sadam dan berjongkok di hadapannya.
"Di rumah aja ya? Kalau lo ikut terus kecapekan kan bahaya buat kondisi lo sama anak lo." Tutur Iqbal.
"Gue mau di rumah kalau sama aa'." Ujar Sadam yang masih kekeuh ingin bersama Gavan, hal itu membuat iqbal menatap Vanko.
"Masalahnya aa' sama abang gue lagi kelon, mereka semalam begadang ngerjain tugas. Gak tega gue ngebanguninnya." Ucap Vanko pelan, takut menyinggung perasaan Sadam yang lagi sensitiv.
"Elah napa ribet sih! Sadam pake sepeda aja, kan gak capek-capek banget tuh, keburu siang nih." Celetuk Carel yang mengubah posisinya menjadi duduk. Dilan, Iqbal dan Vanko pun saling pandang, kemudian mengangguk dengan kompak.
_____________________________
Kelimanya memutuskan untuk jogging di sekitar jalanan menuju perumahan mereka yang biasanya memang digunakan untuk jogging karena tempatnya yang asri.
"Ayo semangat woy!!!" Pekik Sadam pada teman-temannya yang sedang berlari sedangkan dirinya sudah berada di depan dan mengayuh pelan sepeda milik papa Dilan. Sadam melihat teman-temannya yang sudah bercucuran keringat dengan senyum yang mengembang.
Dilan menghentikan langkahnya dan menyeka keringatnya, bajunya pun sudah basah, "Istirahat dulu yok, capek gue." Ujar Dilan pada ketiganya. Melihat teman-temannya berhenti, Sadam memutar sepedanya dan menghampiri teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL VS SENJA [TERBIT] ✔
RomanceEND. [GEN 3] [Squel Alas / Kapten] Bisa di baca langsung. ⚠️MPREG Mengandung unsur brothership. Mereka dua kubu yg saling bermusuhan, sama-sama penyuka warna hitam, motor dan jalanan, serta penikmat waktu tenggelamnya matahari. Namun persamaan merek...