{02: Pulang Bareng}

243 37 0
                                    

Peringatan🚨!!
Tolong jangan jadi reader yang cuma baca ceritanya doang. Hargai juga karyanya dengan vote.

Cerita ini dibuat oleh imajinasi aku sendiri, jadi tidak ada maksud untuk menjiplak karya orang lain. Bila ada, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Happy Reading ya

~•«o0o»•~

Di parkiran sekolah, gadis itu sedang menunggu seseorang.

"Gue duluan ya kalo gitu". Ucap Ziva.
"Iya hati-hati". Jawab Devi.

"Lo juga hati-hati pulang sama dia". Jawab Ziva menggodanya.

"Apaan sih, cuma pulbar doang". Ucap Devi.

Flashback on

Dari pada penasaran Devi akhirnya pun memberanikan diri untuk membaca surat itu.

Dari pada penasaran Devi akhirnya pun memberanikan diri untuk membaca surat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jantung Devi berdegup kencang, perasaan bahagia menghampirinya.

"Ini beneran gak sih?".

Flashback end

"Oh ya, awas ketagihan loh". Ujar Ziva.
"Udah ih, Lo pulang sana". Ucapnya.

"Iya-iya deh, sensi amat". Ziva akhirnya berhenti mengganggu Devi.

Tak lama seseorang datang dengan motornya.

"Anterin dengan baik ya kak teman gue. Awas kalo sampai lecet dikit aja". Ziva memberi peringatan pada kakak kelasnya itu.

"Iya-iya elah". Jawab Alex malas.
"Bye". Ziva melambaikan tangannya pada Devi karena ia sudah dijemput oleh supirnya. Devi pun membalas lambaian Ziva.

"Gak takut ketahuan emang?". Tanya Devi pada kakak kelasnya itu.

"Ketahuan siapa?". Tanya Alex balik.

"Guru pembina". Jawab Devi. Ia tahu kalo menjadi anggota organisasi, apalagi paskibra itu ada larangan untuk menjalin hubungan. Makanya Devi bertanya seperti itu. Tapi kan mereka tidak ada hubungan, gimana dong?

"Itu urusan saya dengan pembina nanti, kamu gak usah mikirin". Jawab Alex.

Devi mengangguk kecil.

"Nih". Ucapnya memberikan jaketnya pada Devi.
"Buat apa?". Tanya Devi.

"Pake, rok kamu kan pendek, emang mau pahanya kelihatan?". Ujarnya.

"Ouh". Dasar Devi Lola. Ia langsung mengambil Jaket kakak kelasnya itu dan memakainya untuk menutupi pahanya.

"Pegangan". Ucap Alex. Devi memegang bahu laki-laki itu tapi tiba-tiba tangannya ditarik untuk memeluk pinggang laki-laki itu. Sontak hal itu membuat Devi terkejut dan jantungnya berdebar.

'semoga dia tidak dengar'. -devi

Tanpa Devi tahu di balik helm, laki-laki itu tersenyum bahagia.

~•«o0o»•~

Jangan lupa vote dan komen.

[1] ᴡᴀᴋᴇᴛᴏꜱ | ᴋɪᴍ ᴍɪɴᴋʏᴜ - ɴɪɴɢɴɪɴɢ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang