Bagaimana sih rasanya diam-diam disukai sama wakil ketua osis yang diidolakan semua orang?
Start: 22-05-2023
End: 22-09-2024
Jangan lupa vote dan komen.
{DILARANG PLAGIARISME 🚨}
Peringatan🚨!! Tolong jangan jadi reader yang cuma baca ceritanya doang. Hargai juga karyanya dengan vote.
Cerita ini dibuat oleh imajinasi aku sendiri, jadi tidak ada maksud untuk menjiplak karya orang lain. Bila ada, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Happy Reading ya
~•«o0o»•~
Sekumpulan anak perempuan berkumpul di depan gerbang sekolah menunggu kedatangan seseorang.
"Itu mereka ngapain?". Tanya Devi. "Katanya anak-anak basket putra balik hari ini". Jawab Ziva. "Ouh". Devi mengangguk saja. Maklum selama ini ia tidak pernah keluar kelas bahkan ia tidak mengikuti berita-berita disekolah jadi begitu. Kudet.
Tak lama bus sekolah muncul, membuat semua orang berteriak heboh mendekati bus tersebut.
Tak lama beberapa orang turun dari bus sekolah. Semuanya riuh memanggil nama-nama mereka seperti layaknya fans menyambut idolanya.
Dari kejauhan Alex melihat itu dengan tampang dingin. Musuhnya kembali. Tanpa sadar orang yang Alex lihat itu sudah tiba di hadapannya.
"Hi, udah lama gak ketemu, gimana kabar lo, pak waketos?". Tanya Laki-laki itu pada Alex. "Baik". Jawab Alex singkat.
"Lo gak kangen gue gitu?". Tanya Jevan. Iya, nama laki-laki itu adalah Jevan, Jevandra Nataprawira. "Buat apa?". Jawab Alex.
"Lo masih sama ya, dingin". Ujar Jevan. Alex diam saja, kini ia lebih milih pergi meninggalkan Jevan.
"Kak Jevan, foto bareng boleh?". "Kak, minta tanda tangannya dong".
"Iya-iya, bentar ya". Jevan meladeni fans-fansnya lebih dulu lalu setelah itu menyusul Alex.
****
[Ruang OSIS]
"Kak Alex". Panggil Devi menghampiri Alex yang sedang mengerjakan sesuatu. Alex menghentikan kerjaannya dan melihat siapa yang datang.
"Kenapa?". Tanya Alex penasaran. "I-ini buat kakak". Jawab Devi memberikan sekotak bekal untuk kakak kelasnya. Jika dulu ia sering menaruh itu diloker maka sekarang ia sudah berani memberikannya secara langsung.
"Apa ini?". Tanya Alex. "Bekal buat kakak". Jawab Devi.
"Kamu yang buat?". Tanya Alex lagi.
"Dibantuin bibi". Jawab Devi. "Makasih, sering-sering ya". Ucap Alex menerima kotak bekal itu.
Devi mengangguk kecil. Saat ia mau pergi tangannya ditahan oleh oknum di hadapannya.
"Terus kamu makan apa?". Tanya Alex. "Hm, aku ada bekal kok, kakak gak usah khawatir". Jawab Devi membuat Alex terkejut dengan penuturan adik kelasnya itu. Tau saja nih.
Setelah itu Alex melepaskan genggamannya dan membiarkan adik kelasnya itu pergi.
"Ouh, siapa tuh?". Tanya seseorang yang baru saja masuk ke ruangan itu. Seketika membuat Alex langsung menatapnya datar.
"Kirain Lo masih sama Megan". Ucapnya. "Lo pikir setelah kejadian itu gue bakal tetap sama, enggak akan". Jawab Alex.
"Lo masih marah sama gue?". Tanya Jevan. "Entahlah". Jawab Alex melanjutkan kerja tugasnya.
"Apa Lo gak bisa maafin gue dan berdamai dengan semuanya?". Tanya Jevan lagi membuat Alex menghentikan kerjaannya.
"Gue gak tau. Untuk maaf mungkin bisa, tapi untuk berdamai gak semudah itu, Van". Jawab Alex.
"Semuanya masih kebayang, dan gue benci itu". Lanjut Alex.
Jevan melihat Alex dengan tatapan sendu.
****
'Alex kemana deh?'. Tanya Megan dalam hatinya.
Tak sengaja matanya menangkap seseorang yang bisa ia tanyain.
"Devi kan?". Tanyanya. Devi, gadis yang dipanggil namanya itu pun langsung melihat kearahnya.