{13: Pengakuan Tak Terduga}

115 20 0
                                    

Hai
Akhirnya aku bisa up!
Sebenarnya aku lagi ujian sih.
Tapi tiba-tiba aja mengalir ide jadi aku nulis deh.
Semoga kalian suka ya sama part ini.

Peringatan🚨!!
Tolong jangan jadi reader yang cuma baca ceritanya doang. Hargai juga karyanya dengan vote.

Cerita ini dibuat oleh imajinasi aku sendiri, jadi tidak ada maksud untuk menjiplak karya orang lain. Bila ada, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Happy Reading ya

~•«o0o»•~

Hari ini datang ke sekolah, Devi yang biasanya melewati lorong kelas 12 yang terdekat dengan lapangan, sekarang ia lebih memilih melewati jalan belakang.

Ia tau jika kakak kelasnya itu ada disana, karena itu ia ingin menghindarinya. Hatinya terlanjur sakit.

Dibukanya pintu kelasnya, setelah itu gadis itu menyalakan kipas angin dan berjalan menuju tempat duduknya. Melihat sampah-sampah yang berserakan, gadis itu berinisiatif untuk mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah. Setelah itu ia duduk sendirian sambil bermain dengan ponselnya.

Tak lama, Ziva datang.

"Pagi". Sapa Ziva.
"Pagi juga". Balas Devi.

"Mata Lo kenapa?". Tanya Ziva, tak sengaja melihat mata Devi seperti orang habis nangis.
"Ah ini, semalam kelilipan terus gue kucek sampai gini jadinya". Jawab Devi.

"Ouh". Jawab Ziva antara percaya dan tidak percaya.

Tak lama Viola datang. Ini sudah jam 7 pas artinya anak-anak Paskibra sudah selesai latihan pagi.

"Nih". Ucap Viola memberikan sebuah paper bag.
"Buat gue?". Tanya Devi.
"Iya, dari kak Alex". Jawab Viola.

Mendengar nama itu mood Devi jadi tidak baik mengingat kejadian kemarin. Tapi Devi tetap menerima paper bag itu.

"Ehem, pagi ini cerah banget ya kelihatannya". Ucap Ziva entah pada siapa. Yang pasti itu untuk menggoda seseorang.

Devi melihat isi dari paper bag tersebut. Ternyata ada kotak bekalnya dan susu. Ada surat juga.

Hai,
Makasih ya buat bekal yang kemarin, enak banget. Sebagai gantinya, aku juga buatin untuk kamu. Hanya roti isi, aku tau ini gak sama seperti bekal yang kamu buat kemarin untuk aku. Tapi tolong hargailah effort aku untuk buat ini. Aku rela loh bangun lebih pagi, hanya untuk ini. Itu aja sih yang mau aku bilang, oh iya satu lagi
Jangan lupa makan bekalnya ya, cantik :).

-Alx

****

Istirahat tiba,

"Kantin yuk". Ajak Viola.
"Ayok". Jawab Ziva.

"Vi, ayok kantin". Ajak Ziva. Devi langsung beranjak dari tempat duduknya.

Viola, Ziva, Devi, dan Liona pergi ke kantin bersama.

"Lo gak bawa bekal itu?". Tanya Liona.
"Haruskah?". Tanya Devi balik.

"Ya harus dong itukan dari dia". Jawab Ziva.
"Yaudah deh". Jawab Devi. Padahal niat hati mau menghindar tapi ia juga tidak enak karena sudah diberi, mana lewat sahabatnya lagi.

[Di kantin]

"Devi". Panggil gadis kunci kuda itu. Namanya Fiona.

"Hai". Sapa Devi.
"Tumben Lo bawa bekal?". Ucap Fiona.

"Bukan punya gue". Jawab Devi.
"Punya siapa?". Tanya Fiona.

"Ada yang kasih". Jawab Devi.
"Ooo.. bagus ya Lo gak cerita-cerita". Ucapnya.

"Lo aja yang gak mau tanya". Jawab Devi.
"Duduk dulu yuk". Ucap Devi.

Kedua akhirnya mencari tempat duduk dulu.

"Ges, gue cari tempat duduk ya". Ucap Devi ke teman-temannya sebelum pergi mencari tempat duduk.

Viola, Liona, dan Ziva mengangguk. Ketiganya pergi memesan makanan mereka.

Tetapi saat sedang mencari tempat duduk, Devi malah berpapasan dengan orang yang sedang dihindarinya.

Kedua mata itu menatap Devi. Tapi Devi malah melihat kearah lain. Hal itu membuat kerutan di wajahnya.

"Alex". Panggil Brama. Temannya.
"Lo kenapa?". Tanyanya.

"Gapapa". Jawab Alex matanya masih terus memperhatikan gadis itu.

Akhirnya Fiona dan Devi menemukan tempat. Setelah itu tak lama Viona, Liona, dan Ziva datang dengan pesanannya.

Kelimanya menikmati makanannya bersama-sama.

"Lo serius bisa kenyang dengan Roti itu doang?". Tanya Fiona pada Devi.

"Ini kebanyakan yang ada". Jawab gadis itu. "Bantuin abisin dong, biar gue bisa kembalikan ke orangnya cepat". Lanjutnya.

"Tapi itu dari dia loh, gapapa emang?". Ucap Ziva.
"Lo kayak apaan sih? Makan aja, justru kalo gak abis gimana gue bisa kembalikan ini". Jawab Devi.

"Iya-iya deh, gue bantu abisin". Jawab Ziva. Liona, Viola, dan Fiona juga mengambilnya.

"Emang siapa yang kasih sih?". Tany Fiona. Pasalnya ia tidak mengetahuinya.

"Kak Alex". Ucap Ziva pelan agar tidak kedengaran orang lain.

"Really? OMG, kok bisa?". Tanyanya.
"Bisalah, Devi gitu". Jawab Ziva.

"Njirlah, Vi. Lo mainnya jauh banget ya". Ucap Fiona.
"Apaan sih, berhenti bahas dia deh, telinga gue panas rasanya". Jawab Devi.

"Waduh, panas kenapa tuh?". Tanya Liona menggoda Devi.
Devi memutar matanya dan lebih memilih tidak menjawab.

Tak lama Kantin tiba-tiba jadi ramai karena sesuatu hal, membuat kelima orang itu jadi penasaran.

"Ada apaan tuh?". Tanya Ziva.
"Entah, coba kita lihat kesana". Ucap Viola.

Mereka berlihat mencoba menerobos orang itu dan melihat apa yang terjadi. Disana ada Megan tengah berbicara dengan Alex. Ia yang membuat kehebohan ini.

"Alex, aku minta maaf untuk semuanya, kamu maukan beri aku kesempatan lagi?". Tanya Megan.

Semuanya begitu menanti jawaban Alex. Sampai akhirnya Alex melontarkan jawaban yang tidak diduga sama sekali.

"Iya". Jawab Alex.

Devi yang melihat itu langsung memalingkan wajahnya dan pergi dari kerumunan itu.

Sakit dan kecewa.
Itulah yang dia rasakan saat ini.

~•«o0o»•~

Jangan lupa vote dan komen.

[✓] ᴡᴀᴋᴇᴛᴏꜱ | ᴋɪᴍ ᴍɪɴᴋʏᴜ - ɴɪɴɢɴɪɴɢTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang