9 - Kissmark?

3.6K 229 23
                                    

"Bajingan!" umpat lelaki berambut pirang. Rahangnya mengeras membuat urat-uratnya terlihat. "Dia benar-benar sulit dikalahkan. Bagaimana bisa bahkan dengan tangan kosong dia menghancurkan ke empat anak buahku?!"

Lelaki itu, Kai, pemimpin gangster tersebut tengah menatap tajam ke arah anak buahnya yang lain sebelum akhirnya ia menghempaskan bokongnya di atas kursi, bisa dibilang itu merupakan kursi singgasananya di markas.

Sejurus kemudian seorang perempuan cantik berperawakan tinggi dengan senyumnya yang memikat muncul dan langsung mendudukan diri di paha Kai. Tanpa merasa canggung sekalipun di sana banyak anak buah Kai. "Oppa, aku selalu penasaran, mengapa kau sangat berambisi menghancurkan mafia itu?"

Kai terdiam sesaat, ia menarik perempuan itu lebih dekat. Lalu dengan mimik seriusnya ia mengeluarkan suara. "Jika Kim Taehyung lengser dari mafia, maka aku akan merebut kekuasaannya. Dan kau tahu, Karina? Jika aku berhasil meruntuhkan dia, dan bisnisnya itu jatuh di tanganku, maka dunia seperti berada di bawah kuasaku. Semua bisnis gelap akan tunduk padaku. Itu janjiku pada ayah sebelum dia meninggal."

Perempuan bernama Karina itu hanya bergidik ketika tatapan Kai berubah menjadi seperti pejahat paling kejam di muka bumi. "Tapi oppa selalu gagal," sinisnya. "Sekarang apa lagi yang akan oppa rencanakan?"

Tiba-tiba senyuman miring tercetak di bibir Kai. "Sepertinya kita harus segera menculik gadis itu."

***

"Jungkook, aku minta sedikit!" Jennie merengek sambil menelan ludahnya karena melihat Jungkook tengah mengemil snack kesukaan Jennie.

"Beli sana, Jen. Enak saja!" balas Jungkook dengan sengaja terus memasukkan snack itu ke mulutnya.

"Dasar pelit. Aku malas ke kantin," cemberut Jennie. Ia beralih menoleh Rosè di sebelahnya yang justru sibuk dengan ponselnya lalu sesekali tersenyum sendiri. "Apa itu dengan Jimin sunbaenim?"

Rosè terkejut mendengar pertanyaan Jennie. Ia menoleh temannya itu. "Oh, ini. Tentu saja, Jen. Kekasihku kan cuma Jimin oppa, tidak ada yang lain," jawabnya sebelum ia melanjutkan. "Nanti malam aku diajak dinner oleh dia. Ah, Jimin oppa sangat romantis."

"Cih," decih Jennie.

"Kau pasti iri kan, Jen? Makanya cari kekasih." Itu suara Jungkook yang kontan membuat Jennie memamerkan bom bastic side eyes-nya.

"Kau saja masih jomblo, Jung," ledek Jennie tidak terima. "Lagipula, aku tidak mau punya kekasih di usia sekarang. Aku tidak tertarik dengan cinta-cintaan."

"Ck, kau tidak asik, Jennie," celetuk Rosè. Ia sudah selesai bertukar pesan dengan kekasihnya lalu menyimpan ponselnya ke dalam saku. Sekarang tatapannya fokus pada Jennie.

"Kata ayah dan mendiang ibu, aku baru boleh mengenal cinta saat lulus kuliah nanti. Saat itu aku pasti sudah dewasa. Sekarang lebih baik fokus saja mengejar cita-cita."

Rosè dan Jungkook menggelengkan kepala lalu saling melempar kekehan. Jennie yang menyadari itu mendelik pada keduanya. "Kenapa tertawa?!"

"Karena kau sangat lucu," jawab Jungkook dengan berani menarik salah satu pipi Jennie yang seperti mandu itu.

"YA!" Jennie berteriak dengan perlakuan Jungkook barusan. Aneh, tiba-tiba saja wajahnya terasa panas sekali.

"Jenn!" suara dari arah pintu berhasil mengalihkan perhatian Jennie. Ia mendapati seorang pemuda bertubuh gembul menatapnya. "Kau dipanggil Pak Choi."

"Ada apa, Baek?"

The Mafia Kim Taehyung (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang