10 - Sebuah Pesan

2.8K 207 37
                                    

Semuanya terjadi dalam hitungan detik. Gara-gara melihat wajah polos Jennie, tangan Taehyung refleks menarik tengkuk gadis itu, dan yaa.. laki-laki itu berhasil mendaratkan bibir dan menancapkan taringnya di atas kulit leher Jennie. Hanya butuh lima detik, Taehyung sukses membuat bola mata Jennie nyaris keluar dari tempatnya.

"S-samchon... AAAAA!!!" Jennie berteriak kesetanan setelah menjauhkan tubuhnya dari pamannya itu. Kini sang gadis berlari keluar dari kamar Taehyung. Sambil menuruni tangga, Jennie kembali menjerit. "BIBIII... PAMAN TAEHYUNG VAMPIR!!"

Kalimat itu menggelegar di seantero rumah, sehingga Taehyung pun dapat mendengarnya. Lihatlah bocah lugu itu malah menuduhnya seorang vampir. Taehyung dengan tampang tak berdosanya ikut keluar dari kamar.

"BIBI HANNAA... Pam-" langkah kaki Jennie berhenti ketika yang ia temui di dapur adalah sosok lain, sedang duduk di pantry. "Paman Seokjin? Sejak kapan ada di sini?" tanyanya terkejut.

Seokjin yang beberapa menit lalu mendengar teriakan Jennie ikut panik. "Sepuluh menit yang lalu. Jennie, ada apa sampai kau berteriak?"

Jennie berjalan mendekati Seokjin dengan kondisinya yang masih shock. "Paman Taehyung menggigit leherku. Lihat!" cerita Jennie seraya menyingkirkan rambut dan memperlihatkan lehernya yang katanya 'digigit' Taehyung. "Apakah dia vampir? Aku curiga dia ingin menghisap darahku. Pantas saja wajahnya awet muda!"

Seokjin mengerutkan kening begitu melihat keadaan leher Jennie. Hanya sebuah tanda berupa ruam berwarna merah keunguan. Tiba-tiba wajah Seokjin memanas dan ia terpaksa tertawa. "Jennie, Jennie, kau sangat polos. Vampir itu tidak ada."

"Mengapa paman Seokjin tertawa?! Aku takut! Jungkook bercerita dia menonton film tentang vampir dan persis seperti yang dilakukan paman Taehyung," gerutu Jennie menatap laki-laki di depannya sedikit kesal. Mulutnya dimonyongkan dan kedua pipinya mengembung. Seokjin gemas melihatnya.

"Jangan dengarkan dia, hyung. Gadis itu memang bodoh." Taehyung muncul dengan suara husky-nya. Tatapannya langsung menohok Jennie, membuat gadis itu memicing was-was lalu memilih bersembunyi di belakang Seokjin.

"Apa yang kau lakukan padanya?" cecar Seokjin tidak habis pikir. "Dia masih kecil, Taehyung. Kau jangan macam-macam."

"Aku hanya memberinya pelajaran agar dia tidak mengoceh terus." Taehyung mengambil air dingin dari dalam lemari es, menuangkannya ke dalam gelas, lalu meminumnya dengan sekali tegukan.

"Dia bilang apa sih, paman?" Jennie berbisik di dekat telinga Seokjin.

Seokjin memutar kursinya sehingga menghadap Jennie yang kini memiliki tinggi sejajar dengannya. "Tidak ada, Jennie. Pamanmu hanya bercanda. Lain kali jangan bertanya aneh-aneh lagi padanya ya. Dia orangnya tidak sabaran," ucapnya sambil menoel hidung kecil Jennie.

"Tapi dia bukan vampir kan?" tanya Jennie masih penasaran.

"Bukan."

"Lalu mengapa paman Taehyung menggigit leherku?"

"Kau sendiri yang memancingku." Itu suara Taehyung yang kembali menatap dingin pada keponakannya.

"Sudahlah. Jennie, kau bisa bermain Go bukan? Ayo temani paman bermain," ajak Seokjin pada Jennie yang langsung dibalas sumringah oleh gadis itu.

Seperti biasa di ruang tamu rumah itu, Taehyung hanya akan menyaksikan keponakan dan sahabatnya asyik berdua. Dia hanya pajangan. Sepertinya. Jennie memang lebih leluasa dengan kepribadian Seokjin yang ramah dan tipe penyayang. Kalau dengan Taehyung hanya akan berakhir cemberut dan selalu begitu.

"Jennie, kau curang!" tegur Seokjin karena permainan Jennie.

"Siapa yang curang? Paman saja yang tidak bisa bermain. Sudah dua kali kalah masih tidak mau mengakui," ledek Jennie puas karena ia menguasai permainan. "Mau bermain lagi ti-AKHH!!"

The Mafia Kim Taehyung (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang