Di awal kehamilan Ta merasa jengkel dengan calon anaknya! Bagaimana bisa sang buah hati sudah menolaknya sejak dalam rahim.
"Huek uhukk, jauh jauh jangan kesini huek" suara Jeff membuang isi perutnya dan tak di bantu siapapun karena Jeff tak mau mencium bau badan Ta.
Merasa khawatir Ta berinisiatif menelepon mamanya untuk membantu menjaga Jeff.
Bantuan telah ia dapat namun ceramah dari ibu negara tetap terlontar indah yang membuat telinganya panas.
"Kyk gini kan bisa nyiapin minyak aja, hadehh kak! Peka dong kek gini parfum harus ganti, jangan taruh baju kotor sembarangan kasian jepii" omel Us
Tak berselang lama mertuanya datang membawa berbagai macam makanan, yang membuatnya sedikit lega adalah Jeff langsung tenang dalam pelukan maminya.
"Hiks Mi Ta bauu" Isak Jeff mengadu pada apo
Tatapan sinis Ta dapat dari mile yang berdiri di sebelahnya, sedikit mendekatkan hidunya ke arah Ta untuk mencium aroma menantunya.
"Gak mandi ya?" Tanya mile konyol
"Mandi lah Pi, masa bau?" Tanya Ta dengan mengedus tubuhnya.
"Hahaha mami pas hamil Jeff dulu juga gitu, sampe aku ganti parfum 10 kali" curhat mile
"Iya kah?" Tanya Ta tak percaya
"Hooh! Mana dulu lebih parah si mami suka bau parfum tetangga yang duda"
"Jhahaha duda lebih menggoda" gelak tawa Ta yang langsung di tatap tajam mile
"Itu gara gara hamil aja ya! Dimata mami tetep papi yang menggoda" PD mile
"Percaya dahh" pasrah Ta takut di musuhin mertuanya
"Mana papamu?"
"Tadi keluar cari minyak"
"Kenapa ga kamu yang beli?"
"Soalnya...."
"Papi jangan deket-deket Ta! Nanti ketularan bau" teriak Jeff dari kasur dengan menatap tajam arah sofa yang kini di duduki mile dan Ta.
"Biar kamarnya ga bau mending kamu keluar dulu Ta" perintah Us
"Jangan!! Ga mau bau Ta tapi mau Ta" ucap Jeff yang membuat semuanya bingung
"Nahh itu alasannya Pi, Sekarang paham kan kenapa bukan Ta yang keluar"
"Wkwkwkwk nasib mu nak nak" gelak tawa mile di susul apo dan us
Bulan delapan akhir telah tiba, kini penantian panjang yang dirasakan Ta dan Jeff berubah menjadi rasa takut tak bisa mendidik anak dengan baik dan banyak kecemasan lainya yang mereka rasakan menjelang sang buah hati lahir.
Namun sebisa mungkin mereka saling menguatkan satu sama lain karena tak mungkin juga menolak kehadiran calon bayi ini.
Ringisan tengah malah sudah jadi alunan pasti yang terdengar di telinga Ta, kasian dengan Jeff yang merasakannya sendiri dengan semampunya Ta berusaha mengurangi rasa sakit akibat kontraksi yang terjadi dengan usapan lembut dan kata penenang untuk bayinya.
"Bentar lagi kita ga cuma berdua" ucap Jeff sembari mengelus perut buncitnya.
"Hehehe singkat banget ya waktu kita berduaan"
"Singkat gigimu! Udah 23 tahun berduaan mulu masi dibilang singkat?"
"Ya kan waktu mesra mesraan kita cuma 1 tahun yank, itu pun kalo ga berantem😮💨"
"Ya suruh siapa usil" balas Jeff judes
"Gemes abisnya kalo marah marah" ucap Ta dengan memainkan pipi Jeff.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL FATE
Randommengikuti takdir itu seru, tapi kenapa takdirku begitu konyol? "Ahhh sudahlah nikmatin aja" Ta "Kalo kepaksa Masi bisa nolak kok" Jeffy "Lebih siap kehilangan dia dari pada kehilangan kamu" Ta "Beautiful fate with you" Jeffy