Kota Semarang telah diselimuti langit gelap, tanda bagi seluruh penghuni bahwa sudah waktunya untuk beristirahat. Seorang perempuan cantik yang sedang menginap di sebuah kamar hotel pun telah selesai mandi dan mengenakan setelan piyama yang terdiri atas kemeja lengan pendek dan celana panjang berwarna merah muda. Ia merasa sangat lelah atas apa yang terjadi hari ini, dan langsung merebahkan tubuhnya yang indah di atas ranjang. Meski berukuran longgar, namun piyama tersebut tetap tidak mampu menutupi payudara montoknya yang seperti menyembul ke atas.
Lelah sekali rasanya.
Perempuan tersebut merasa otaknya benar-benar dikuras saat melakukan presentasi di hadapan seorang konglomerat bersama pimpinan yayasan kampusnya tadi siang. Lalu tepat setelah itu, birahinya juga dikuras oleh seorang pria tua di museum yang sama sekali tidak ia kenal. Sang perempuan memang tidak sampai membiarkan dirinya disetubuhi pria tersebut, tetapi birahinya yang sudah tidak tertahankan jadi tidak tersalurkan. Karena itu, begitu sampai di hotel, ia pun langsung membersihkan diri dan meluangkan waktu untuk melampiaskan birahinya dengan cara mengelus-elus vaginanya sendiri.
Dkkh... dkkhhh...
Terdengar ketukan di pintu kamar hotel yang ditempati perempuan tersebut. Ia pun bergerak menuju pintu, dan mengintip lewat lubang kecil yang mengarah ke luar kamar. Di depan pintu ternyata sudah ada sosok pria tua yang sangat ia kenal. Pria tersebut sepertinya membawa beberapa kantong plastik yang entah berisi apa.
Dengan rasa malas, perempuan berusia 28 tahun tersebut akhirnya mengambil jilbab siap pakai berwarna merah muda yang ada di lemari, lalu mengenakannya. Ia pun tak lupa menggunakan cardigan berwarna hitam untuk menutup lengannya yang terbuka. Sebagai seorang perempuan yang alim, ia tentu tidak mau auratnya terlihat oleh pria selain suaminya. Setelah itu, ia pun kembali ke pintu kamar dan membukanya.
"Selamat malam, Bu Yasmin," sapa pria berusia 60 tahun tersebut. "Saya tidak mengganggu kan?"
"Malam, Pak Bas. Ada apa ya malam-malam begini ke sini?" Jawab perempuan bernama lengkap Yasmin Wulandari tersebut. Sang perempuan sempat melirik ke arah jam dinding dan melihat jarum pendek sudah melalui angka 9.
"Ini saya bawa makanan, setahu saya Ibu belum makan ya?"
Tahu dari mana dia?
Yasmin pun curiga, dari mana pria tua bangka ini tahu kalau dia belum makan malam. Sejak kejadian tadi siang, perempuan itu memang merasa dirinya terlalu lelah untuk keluar hotel untuk mencari santapan, atau memesan hidangan secara online. Karena itu, ia tidak bisa bohong kalau ia memang tengah kelaparan saat ini. Namun apakah ia harus menjawab yang sebenarnya di hadapan pemilik yayasan tersebut?
Krruuuukk... Krrruuuukkk...
Tanpa ia rencanakan, perut Yasmin tiba-tiba berbunyi. Wanita berparas cantik itu pun langsung tersipu malu dengan wajah memerah yang kian menggemaskan.
"Tuh kan, benar kalau Bu Yasmin sedang lapar, hehehe..."
"Hmm, tapi bagaimana ya, Pak? Kalau sekiranya berkenan mungkin bisa..."
Yasmin sempat ingin meminta Pak Bas untuk meninggalkan saja makanan yang ia bawa, lalu kembali lagi ke kamarnya. Namun apakah itu adalah sesuatu yang sopan? Ini dia sedang bicara dengan pemilik yayasan yang tengah menawarkan sesuatu untuknya.
"Sudah-sudah tidak perlu sungkan. Hitung-hitung kita merayakan kesuksesan tadi siang, Bu. Boleh kan kita makan bareng di sini?" Tanya Pak Bas lagi. "Berat lho ini saya pegang dari tadi, hehehe."
Yasmin pun berusaha mengingat-ingat interaksi dirinya dengan Pak Bas selama beberapa hari terakhir. Sang pria tua memang sama sekali tidak pernah melakukan pendekatan dengan cara yang tidak biasa. Perempuan tersebut justru mendapatkan perlakuan mesum dari pria asing yang tidak ia kenal, bukannya dari Pak Bas. Karena itu, ia pun berpikir sepertinya tidak masalah untuk membiarkan pria tua yang mungkin sudah tidak punya nafsu seksual tersebut untuk masuk ke dalam kamarnya.