🐣 21

2.1K 178 5
                                    

More than 1600 words. Happy reading!

🐣🐣🐣

"Anakku, bagaimana kabarmu? Baik-baik saja disana kan?"

"Iya, Pa. Maaf ya, Jisung akhir-akhir ini jarang hubungin."

"Tidak apa-apa. Bagaimana keadaan Yoon?"

"Kak Yoon?" Jisung menatap lembut sosok perempuan di depannya, yang juga tengah menelpon seseorang. "Sehat-sehat kok, Pa. Cuma lagi sibuk aja sama tugas akhirnya."

"Syukurlah. Sampaikan salam dari Papa ya."

"Oke, Pa. Papa juga sehat-sehat ya."

Jisung menutup panggilan di saat yang sama dengan Yoon. Wanita itu bingung ketika Jisung menatapnya sambil senyam senyum.

"Kenapa?" tanya Yoon.

"Tadi papa telpon terus kirim salam sama Kakak," jawab Jisung.

"Oh ya? Kenapa gak kasih tau langsung ke aku? Kesannya aku gak sopan..."

Jisung menggeleng. "Gapapa, papa tau kok kalau kakak sibuk."

Yoon mengangguk dan kembali fokus pada laptop di depannya. Begitu pula dengan Jisung, yang kembali membaca catatan yang akan di ujiankan besok.

Suasana menjadi tenang kembali. Yang terdengar hanyalah alunan melodi musik klasik dan suara orang-orang yang berbicara dengan volume rendah, menghargai lainnya yang sedang belajar di Study Cafe tersebut.

Jisung merasa bosan. Dia tidak bisa fokus ke buku di tangannya ketika ada yang lebih menarik di depannya. Jisung menyadari, selain saat memasak, ia juga paling suka melihat sosok Yoon yang sedang fokus dan berkonsentrasi terhadap sesuatu. Contohnya, seperti saat ini. Somehow, itu membuat Yoon terlihat seksi di matanya.

Pelan-pelan, Jisung berpindah tempat ke samping Yoon, dan menyandarkan kepalanya di bahu wanita itu seperti anak kucing.

"Hei, nanti dilihat orang," tegur Yoon.

"Gak ada. Mereka fokus belajar."

"Kamu gak lihat disini banyak CCTV?"

Semua CCTV itu tampak jelas di mata Jisung, tapi dia tak perduli.

"Biarin."

"Dasar bayi," gumam Yoon yang refleks membuat Jisung mengangkat kepalanya.

"Aku bukan bayi," tegas Jisung, menatap Yoon langsung ke matanya.

"Tapi kamu sikapnya kayak bayi."

Yoon tersenyum meledek, yang membuat pria lebih muda itu tambah tidak terima.

"Aku bukan bayi, tapi aku bisa kok bikin bayi."

"Heh! Siapa yang ngajarin kayak gitu? Haechan ya?"

"Kak..." Jisung menggeleng kepalanya frustasi. "Tahun depan aku udah 20 tahun, bukan anak 10 tahun lagi. Kamu pikir aku sepolos itu?"

Yoon menghela napas pelan. Tangannya bergerak menangkup kedua pipi Jisung. "Tau sih... Tapi kamu harus tetap polos supaya jantung aku tetap aman."

Jisung hanya bisa mengerjapkan matanya ketika Yoon mencubit pipi lalu menurunkan tangannya. Malah jantungnya sekarang yang berdebar.

"Jisung..."

Disaat ia sedang menenangkan diri, tiba-tiba entah darimana sosok Yuna datang dan sudah berdiri di depannya.

"Hai?" sapa Jisung. Sementara Yoon hanya tersenyum pada gadis cantik itu.

"Kok gak bilang sih kalau ada disini." Dengan santainya, Yuna langsung mengambil tempat di depan mereka. "Lagi bareng siapa?"

BIG BABY - Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang