16

30 2 0
                                    

Hari sabtu datang, sepulang sekolah Aliza dan Alvin pulang bersama karena rumah mereka searah terlebih lagi nanti malam keluarga mereka akan makan makan dirumah Aliza. Mereka semua tentu bahagia karena menyambut datangnya kakek dan nenek mereka.

Alvin membelokkan motor menghentikan didepan rumahnya. Alvin masuk kedalam rumah untuk mengganti pakaian, sedangkan Aliza menunggu didepan rumah setia duduk di jok belakang sembari bermain ponsel. Dia memang sengaja tidak masuk karena tantenya -Rania- dan omnya -ardi- belum pulang bekerja.

Sepuluh menit setelanya Alvin keluar dari rumah mengenakan celana pendek bewarna hitam dan di kombinasikan dengan baju distro bewarna putih.
"Udah bilang sama tante Rania?" Ingat Aliza
"Oh iya bentar" jawab Alvin setelah mengunci pintu rumahnya ia merogoh saku celananya mengambil setan kotak eh maksudnya benda berbetuk kotak yang ada di sakunya. Ia mengirimkan pesan pada mamanya

Alpingntg:
Ma Al ke rumah Aliza duluan

Istrinya suaminya:
Siap nanti mama papa nyusul

Setelah mendapat jawaban dari Rania Alvjn menutup ponselnya memasukkan kembali ke sakunya
"Udah?"tanya Aliza
"Udah, yuk"ia berjalan mengangkat satu kakinya untuk naik ke atas motor sportnya berwanya hitam merah itu. Sepeninggal Aliza dan Alvin sosok di balik semak dengan pakaian serba hitam menyeringai. _Permainan dimulai_ batin orang itu yang sepertinya pria

Alvin mengurangi kecepatan motor saat memasuki pekarangan rumah megah milik Aliza
"Assalamualaikum"salam Aliza seorang paruh baya menjawab
"Waalaikumsalam" jawabnya sambil membuka pintu
"Non Aliza, eh ada den Alvin juga ayok silahkan masuk" ajak mbok jum, Alvin tersenyum tipis dan mengangguk samar lalu masuk ke dalam
"Bentar gue mau ganti dulu" ucap Aliza, Alvin mengangguk lalu beralih menantap mbok jum yang masih berdiri di sana
"Mau minum apa den" tawar mbok jum
"Entaran aja mbok, oh ya tante ratna ada?" tanyanya yang sedari tadi tidak melihat batang hidung tantenya itu.
"Ada di belakang sama non Devina"
"Oh pantas gak ruh, makasih mbok"setelah itu Alvin berjalan menuju halaman belakang.

Disana terlihat Mama dan adik Aliza tengah duduk dikursi berwarna coklat itu. Devina yang mengedarkan pandangan menemukan sosok laki laki yang aneh, eh tampan deh. Anak kecil itu memicingkan mata agar dapat melihat dengan jelas.
"kak Al" Panggil Devina Serta melambaikan tangan. Tangan Alvin terangkat satu untuk membalas lambaian tangan Devina. Seraya berjalan mendekat kearah ibu dan anak itu.
"Eh Alvin kapan dateng?" tanya Ratna
"Baru aja tan" jawab Alvin Seraya mengambil telapak tangan Ratna untuk dicium punggung tangannya
"Sini duduk" Ratna menepuk - nepuk tempat disampingnya yang kosong. Alvin mengangguk lalu duduk di samping Devina.
"Kak" Devi merentangkan tangan Alvin langsung mengambil alih Devi dari pangkuan Ratna.
"Kok Jarang ke sini?" tanya Ratna
"Iya tan papa Sama mama sering lembu"
"Owh, mama Sama papa kamu mau kesini kapan?"
"nanti malam tan" Ratna mengangguk paham
"mam nana mau main ama kak Al ya" ucap Devi yang sedang memainkan ujung baju Alvin
"Yaudah mama tinggal dulu ya" ucap Ratna mengelus Surai Devina yg masih pendek.
"Yaudah ya tante masuk dulu tolong jagain nana"
"Siap tan" Alvin mengangkat tangan untuk berhormat disertai kekehannya pelan.

•••

Rigo mengendarai motor ke Supermarket untuk membeli beberapa bahan untuk acara baberque dirumahnya
"289 000 mas jadinya" Rigo mengeluarkan tiga lembar Uang berwarna merah dan menyerahkannya dikasir
"Ini mas kembaliannya" serah mbak kasır itu ramah. Rigo hanya mengangguk Samar lalu melenggang pergi begitu saja.

Saat di Parkiran hendak menaiki motor ia mendengar samar samar Suara Seseorang yang tidak asing. Sepertinya orang itu sedang berada di warung martabak disebelah Supermarket. Ia segera menajamkan Pendengarannya. membuka telinganya.
"Satu martabak telur yang dua martabak coklat ya mas" Ucap lelaki itu ya benar sepertinya Rigo tidak asing dengan suara bariton tersebut. Ia memcingkan mata untuk melihat jelas. Saat lelaki itu berbalik badan mata Rigo membentuk bulatan Sempurna. Ia segera menstater motor dan meninggalkan supermarket agar orang itu tidak menyadari adanya Rigo.

Aliendra •| Aliza Rendra |•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang