23

14 2 0
                                    

Sabtu yang cerah sinar matahari bersinar cerah seakan-akan mendukung penjalanan rencana yg akan dilakukan anggota Araxa. huh, seharusnya rencana berhasil mengingat esok adalah hari ulang tahun Aliza hitung hitung juga sebagai hadiah ulang tahunnya.

Aliza mengendarai motor sport -nya membelah jalan Raya yang padat, tentu. Sampai sekarang gadis itu berangkat atau pun pulang sendiri dikarenakan ia dan Rendra harus tetap menjaga jarak agar tak ada seorang pun yang curiga. Lalu bagaimana jika lewat media komunikasi? Pastinya Aliza juga berhenti mengirim chat pada Rendra, bahkan nomor WhatsApp serta akun-akun Rendra Aliza block, Ralat saling memblokir.

Dirasanya motor sport Aliza semakin mendekati Area SMA Argantara, gadis dengan kepala yang dibalut helm full face bewarna hitam itu mengurangi kecepatan berkendaranya. Seperti hari-harinya ia akan memarkirkan motornya di Parkiran pojok. Seusai motor terparkir dengan rapi Aliza melepas helm nya membiarkan rambut hitamnya terurai Indah juga berterbangan terkena angin. Baru beberapa langkah meninggalkan area parkiran sebuah tangan besar menepuk pundak Aliza dari arah belakang, sontak Aliza memutar kepalanya 180° ke belakang. Ternyata dibalik tepukan itu ada Chandra yang sekarang sedang
menunjukan senyum simpulnya kearah gadis didepannya.

"eh Chandra sia teh bikin kaget wae"ucap Aliza membuat Chandra terkekeh mendengar bahasa sunda yang keluar dari mulut Aliza. lucu. Tanpa berniat menjawab ucapan Aliza, Chandra berlalu begitu saja didepan Aliza, sedangkan Aliza yang dikacangin memutar bola matanya malas.

Chandra dan Aliza berjalan bersama menuju kelas dengan mengobrol Sesuatu yang tak bermutu.
"Za" panggil Chandra
"Hm" jawab Aliza karena tak tunjung mendapat jawaban Aliza menoleh ke arah Chandra yang diam saja.
"kenapa?" tanya Aliza lagi menyenggol lengan Chandra
"gapapa cuma manggil" jawab Chandra setelah beberapa menit membisu. Aliza yang kesal lantas menginjak kaki Chandra Cukup keras
"sshh" ringis Chandra merasakan nyeri di jari- jari kakinya. tanpa menggubris ringisan Chandra, Aliza berjalan lebih cepat meninggalkan Chandra.
"Tunggu atuh" ucap Chandra sedikit berteriak ketika jarak antar mereka semakin jauh.
"Lo sia mah ngambekan kaya anak kecil" ucap Chandra membuat Aliza berhenti ditempat lalu memutar badannya menghadap Chandra.
"Bacot" ucap Aliza serta mengacungkan kedua Jari tengahnya ke arah Chandra
"lo mah saru" ucap Chandra seraya mengejar Aliza yang sudah jauh. Setelah sampai disamping Aliza dengan gajenya mereka berdua tertawa keras, dan pas sekali disaat itu mereka berdua sedang melintas di depan kelas XI IPA 2 ternyata didepan pintu ada Rendra yang berdiri di sana sambil memainkan bolpoin. Disaat Aliza berjalan didepannya, ia hanya menatap datar Aliza sekilas begitu pun dengan Aliza kemudian berlalu begitu saja bersama Chandra.

Tak terasa jam pelajaran awal sudah habis kini Aliza sedang berada didalam kelas bersama Fani ia menemani Fani yang sedang mencatat beberapa materi yang tertinggal karena ia tertidur. 5 menit sudah cukup untuk Fani menyelesaikan pencatatannya, lalu keduanya berjalan menuju kantin.

"Fan nanti malem lo ada acara nggak?" tanya Aliza dapat dilihat Fani mengelus- talus dagunya menggunakan jari telunjuk dan jempolnya seakan akan sedang berfikir.
"Hem Nggak ada, kenapa? mau main kah?" tanya Fani balik.
"kalau nginep gimana?" ijin Aliza.
"Boleh atuh euy" seru Fani
"lagian lo juga udah lama nggak nginep di ruman aing"
"Oke nanti pulang sekolah mampir, dulu ke rumah tau sendiri kan mama kalau lo yang ijin pasti di iyain aja" ucap Aliza mengingatkan
"asyiyap, Sans nanti gue pake jurus seribu alasan" jawab Fani disertai kekehan kecilnya.

Dibalik tangga di sisi koridor ada seseorang yang sengaja memantau Aliza bahkan ia juga mendengar semuanya setelah Aliza menjauh sosok itu mengotak atik ponselnya jari-jari tangannya mengetikan nama abang diatas keyboard lalu menekan tombol telepon,

Tut!

Panggilan telah tersambung
"Bang, akses penculikan semakin mudah nanti malam dia bakal keluar rumah alamat lengkapnya nanti gue kirimin" ucap seseorang itu
"Kerja bagus" ucap lelaki di sebrang sana kemudian telepon dimatikan sepihak, masuk perangkap.

Aliendra •| Aliza Rendra |•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang