25

12 2 0
                                    

hari yang cerah suasana yang bahagia, tetapi tidak dengan hati Rendra yang masih dihantui rasa bersalah. Pagi - pagi sekali pukul tujuh kurang dua belas menit Rendra Sudah siap untuk pergi kerumah Sakit.

Setelah berpamitan dengan Papanya - Arka- ia langsung menuju halaman rumahnya lalu menaiki motor sport hitamnya memakai helm full facenya dan menarik Pedal gas dengan memacu kecepatan tinggi

tujuh belas menit Setelah menempuh perjalanan dengan kecepatan rata-rata 70 km/jam motor besar milik Rendra akhirnya terparkir rapi di parkiran rumah sakit. Dengan segera lelaki dengan style hodie putih celana hitam itu langsung berjalan masuk menuju ruang dimana Aliza terbaring

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka menampilkan satu pasutri yang tengah duduk menunggu putrinya terbangun dari koma

"Assalamualaikum" Salam Rendra Seraya berjalan menghampiri Hendra dan Ratna.

"Waalaikumsalam" jawab Hendra dan Ratna dengan punggung tangan diambil Rendra untuk dicium.

"Masih jam Segini kok udah datang?" tanya Hendra
"iya gapapa om , om sama tante pulang aja kasian Devina ga ada yang jagain, biar Aliza yang jagain nanti aku sama Alvin"

"Makasih, nanti sore tante kesini kamu kan besok udah berangkat sekolah lagi kan?"
"iya om"
"Yaudah kalau gitu om sama tante pulang dulu titip Aliza ya" pamit Hendra

"iya om siap!" setelah berpamitan pasutri. itu berjalan keluar menuju pintu, semakin lama kedua punggung itu menghilang dimakan harapan. eh dibalik pintu.

Rendra melangkah menduduki kursi yang ada disebelah brankar tempat Aliza koma.

"za besok udah berangka sekolah. empat hari lagi kelulusan, kamu yakin nggak mau ikutan kita kita nanti, terus nanti kalau nama Richelle Aliza Zaktara dipanggil yang bakal mewakili Siapa? Alvin? hahaha kan nggak lucu." Rendra mengelus Puncak kepala Aliza dengan dengan lembut lalu, mengecup puncak kepala Aliza cukup lama

"Ayo za jangan nyerah kamu kan kuat semangat ya"
Karena matanya terasa berat akibat begadang sampai pukul dua pagi, tanpa Rendra sadari ia tertidur dengan kepala bersandar di atas brankar.

"eungh" Rendra menggeliat Matanya mengerjap - ngerjap mengembalikan penglihatannya yang belum utuh. Ia mengedarkan pandanganya melihat jam sudah menunjukkan pukul 09.15 dan di sudut ruangan diatas sofa sudah terlihat keberadaan Alvin Jengan memainkan hp miringnya. Tak lama kemudian Alvin selesai dengan keasyikannya. Orang dengan nama tengah Kenzo tersebut beranjak dari sofa dan memberikan sebungkus nasi dengan lauk ayam bakar pada Rendra.

"Makan" ucap Alvin
"Dah kenyang" jawab Rendra tanpa menerima uluran dari Alvin.
"Aza nggak suka liat lo gini" ucap Alvin datar. Mendengar itu Rendra segera merampas sebungkus nasi kemudian melahapnya.

Hening, tidak ada satupun obrolan yang mereka lontarkan. Rendra yang asik dengan makanannya dan Alvin yang sibuk dengan ponselnya.

"Jangan larut larut dalam kesedihan ini bukan salah lo" ucap Alvin dilihatnya Rendra sudah menyelesaikan acara sarapan kesiangannya.
"Tapi ini semua-" ucapan Rendra terpotong "gue yakin aza bakal sadar entah kapan waktunya dia bakal bangun dari komanya"
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Alvin membuat rasa cemas Rendra sedikit berkurang. Lalu, ia mengangguk samar membenarkan ucapan Alvin

•••

Sehabis melakukan salat zuhur berjamaah di markas. Deva, Rigo dan Farro bersiap-siap untuk menuju rumah sakit. Mereka menuju garasi markas untuk mengambil motor sport mereka. Setelah mereka menduduki jok motor mereka masing-masing, ketiga inti tersebut melesat meninggalkan markas.

Aliendra •| Aliza Rendra |•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang