D.u.a B.e.l.a.s [-End]

3.4K 71 24
                                    

Last chap! Tarik nafas dulu.
Cekidot!

Pandu tidak mengelak bahwa perasaan yang di milikinya untuk Becca itu salah dan fatal. Rasa bersalah tentu menyerangnya bertubi-tubi. Terdengar egois saat hanya mementingkan nafsu dan perasaanya sendiri, dari pada menjaga perasaan perempuan itu dan anaknya.

Namun siapa yang lantas di salahkan di sini? Dirinya? Perasaannya?

Atau dua-duanya.

Dirinya yang tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri.

Kehilangan Becca membuat hari-harinya berantakan. Pandu bisa saja membayar orang untuk melacak keberadaan Becca. Namun setelah Pandu berpikir logis, dia mengerti bahwa Becca membutuhkan waktunya sendiri.

Pandu sangat egois hingga dia tidak sadar bahwa Becca lebih kacau dari pada dirinya.

Dan di sini Pandu adalah dalangnya.

Terlalu memikirkan perasaan sendiri hingga lupa untuk memikirkan perasaan orang lain.

Pandu tersenyum miris menatap foto Bianca yang dia punya dari layar ponsel.

Menjaga? Malah membuat masalah, luka dan kesakitan baru untuk perempuan itu.

Lantas memang seharusnya mereka berhenti. Menghapus perasaan masing-masing dan mencoba melupakan semuanya.

Karena perasaan yang mereka miliki menghancurkan banyak orang, termasuk dirinya.

~🍁🍁~

"Sudah sampai, Pak"

Seketika Pandu tersadar dari lamunannya, yang sepanjang jalan tidak teralih dari pemandangan di luar.

Pandu lantas keluar dari mobil untuk memasuki restauran tersebut. Hanya mengangguk ringan pada beberapa pelayan yang membungkuk sopan. Pandu di tuntun oleh salah satu pelayan menuju ruang yang sudah di reservasi lebih dulu.

Pintu itu di buka yang langsung di sambut oleh kedua orang yang sudah menunggunya di sana. Julian tersenyum melihat kehadirannya sementara Becca tampak kaget bukan main melihat kehadirannya.

Yang sejatinya sangat Pandu rindukan.

Lantas bagaimana dengan Pandu? Apa dia kaget juga melihat kehadiran Becca di sana? Perempuan yang sudah hilang beberapa hari ini? Tidak. Karena sebelum janji makan malam ini dengan si bungsu, Pandu sudah di beri tau lebih dulu kalau akan ada Becca.

Pandu mencoba sebisa mungkin untuk tidak menghiraukan kehadiran Becca di sana. Mengabaikan perasaan rindunya yang sudah memberontak tak karuan.

"Duduk, Pah" Titahan sang anak di turuti Pandu. Pria itu duduk dengan tenang berbeda dengan Becca yang risau tidak karuan. Telapak tangannya yang basah dia lap beberapa kali pada ujung dress.

"Kita makan dulu gimana? Udah pada laper juga, kan?"

"Sounds good" Sahut Pandu.

"Gimana, Bi?" Julian menoleh pada Becca.

"Y-ya"

Dan mereka mulai menikmati hidangannya masing-masing. Julian tampak biasa saja berbeda dengan atmosfer yang di rasakan Pandu apalagi Becca.

"Maaf, Bi aku gak ngasih tau kalau Papah aku juga ikut hadir"

"Gapapa, J"

Tè Dètruire [Chanbaek GS] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang