S.a.t.u

4.7K 101 13
                                    


Cekidot!
Awas kaget 🙈

Tidak, tidak seharusnya seperti ini. Pandu Bertoldi Abhivandya tidak pernah membiarkan seseorang melangkasi batas teritorialnya, apalagi oleh seorang gadis yang jauh lebih muda 18 tahun darinya.

Namun di saat tangan nakal itu bermain di pusat gairahnya, bagaimana tatapan sayu menatapnya dari bawah dengan mulut yang tidak berhenti memanjakan miliknya, membuat Pandu lupa akan segalanya. Yang tersisa hanya sebuah hasrat biologis yang harus tersalurkan.

Tidak Juga seharusnya Pandu mencengkram Surai hitam itu dan menikmati pelepasannya di dalam mulut hangat si gadis.

Lagi dan lagi tidak seharusnya Pandu menyerah akan sebuah kenikmatan duniawi yang hanya bersifat sementara.

Berbagi hangatnya ranjang yang menggairahkan.

Pandu menggeram keras saat kejantanannya serasa di peras di dalam sana. Begitu hangat, sempit hingga membuat tubuh Pandu sedikit bergetar saking nikmatnya.

Pria dewasa itu sangat menikmati bagaimana tubuh gadis muda di atas memantul indah, untuk mendapat sebuah pelepasan hebat. Wajah cantiknya yang memerah, rambutnya yang brantakan, bibir plum yang sedari tadi Pandu nikmati yang tidak henti-hentinya merintih, payudaranya yang ikut bergoyang, dan keringat yang membasahi tubuhnya. Ouh.. sialan itu sungguh pemandangan terindah dalam hidupnya.

"Ahh.. ahhhhh.. dadhh... Ah'akhhh"

"Yess yess baby..."

Gadis itu menggeleng keras. Menyerah akan sebuah nikmatnya dari penyatuan mereka.

"Don't stop baby .. Daddy in here, hmm.."

Bagaimana payudara bulat sempurna itu memantul indah di depan mata Pandu, tentu saja pria 39 tahun itu tidak dapat menyia-nyiakannya. Pandu mencengkramnya kemudian di lahapnya tonjolan berwarna merah muda itu, menyesapnya dengan kuat, hingga membuat gadisnya menjerit kalut.

Hentakan Pandu semakin kuat di bawah sana saat merasa kejantanannya semakin di himpit, karena di rasa si cantik akan mencapai puncaknya. Tubuh gadis itu mulai bergetar dan melengkung indah.

"Yes... Yeshh come to Daddy.. princess.."

Hanya dalam hitungan detik gadis itu sampai pada pelepasannya. Pandu segera bangun dari posisinya dengan mudah membalikan tubuh si gadis.

Pemandangan indah kembali tersaji di depan Pandu. Pinggang ramping dengan rambut hitam panjang yang menutupi setengah punggung polosnya, pantat bulatnya dan jangan lupakan lelehan cairan yang keluar mengalir ke paha.

Pandu semakin pening.

Plak!!

Pandu gemas ingin menampar pipi pantat itu. Setelahnya, Pandu langsung memposisikan dirinya di belakang tubuh molek. Mengesekan lebih dulu miliknya pada pusat yang sudah basah tak karuan. Sekedar menggoda.

"Pleaseeeeee.. Daddh" Si gadis yang menggoyangkan pinggulnya tidak sabaran. Pandu terkekeh pelan.

"Gak sabar, hum.."

Mengurut sebentar miliknya kemudian mulai memasukan perlahan miliknya pada lubang senggama. Rahangnya mengeras dengan gigi yang bergelatuk, dinding hangat itu meremas kembali miliknya kuat-kuat. Pandu mendiamkan sebentar untuk membuat gadisnya terbiasa dengan ukurannya.

"Ughh..."

Telapak tangan Pandu meremas gemas pipi pantat si cantik kemudian menamparnya lagi.

Tè Dètruire [Chanbaek GS] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang