Cekidot!Becca kesana kemari dengan handuk di kepalanya dan ponsel yang tertempel di telinga kanan. Sehabis mandinya selesai Becca segera memasak untuk makan malam. Tidak hanya untuk dirinya namun juga Pandu, yang memberitahunya akan mampir sebentar untuk menumpang makan malam.
"Ada ayam kecap mentega, bulgogi, sama sayur bayam pake telur puyuh. Mas suka itu kan?"
Mas?
Iya, panggilan yang sudah 3 hari ini Becca sematkan untuk Pandu. Karena Pandu sendiri juga menolak jika Becca memanggilnya Om terus. Umurnya sedikit tersentil meski benar bawa umurnya tidak muda lagi. Tapi, ayolah Pandu belum setua itu.
Kelakuan Becca yang seperti seorang istri muda yang tengah menunggu suaminya pulang kerja, membuat Pandu terkekeh di sebrang sana.
"Ashh!"
"Bi? Kenapa?" Tawanya berganti kepanikan saat mendapati Becca meringis kecil.
Becca meniup ujung jarinya yang tidak sengaja menyentuh wajan panas. "Enggak, cuman kena wajan panas doang"
"Astagaa langsung bilas sama air, sekarang" Ujaran perintah mutlak Pandu membuat Becca berjalan menuju wastafel. Membasuh jarinya di air mengalir. "Perih?"
"Engga terlalu. Ini cuman jari aku doang, Mas. Jangan berlebihan"
"Bukan Mas yang berlebihan tapi kamu yang nganggepnya sepele"
"Yaudah aku mau masak lagi. Udah gak sakit juga, ko"
Pandu menghela. "Mas lagi di jalan, mau di bawain apa?"
"Jangan ngebut. Aku tungguin"
"Hn.. Mas sayang kamu"
__pip
Becca segera menyimpan ponselnya di meja pantry. Mengambil piring untuk menghidangankan masakan buatannya. Ke tiga makanan itu begitu menggugah selera dan Becca tidak sabar melihat Pandu mencobanya.
Di saat sedang memblender jus buah, bell apartemennya berbunyi. Becca segera saja meninggalkan jusnya untuk berlari kecil ke arah pintu. Membuka pintu tampa melihat layar intercom.
"Ma-- Julian"
Raut wajah bahagianya mendadak menjadi wajah penuh kekagetan, melihat sosok pacarnya yang sekarang berada di depan pintu apartnya saat ini.
Julian mendapati raut wajah kaget malah terkekeh. "Yang aku pacar kamu bukan hantu" Mencubit pipi gadis itu gemas.
Becca menoleh ke kiri dan ke kanan yang tampak sepi. "Ka-kamu tau unit apart aku dari siapa?"
"Aku gak di suruh masuk dulu nih?"
"O-oh, ya. Masuk"
Julian memasuki apartemennya dengan Becca yang mengekor dengan perasaan tidak menentu.
"Apartemennya lebih luas dari yang aku bayangin. Kenapa kamu gak pilih buat sewa unit di gedung yang sama kaya aku aja?"
"A-aku dapet rekomen dari Eri"
Julian hanya mengangguk saja.
"Ini kamu yang masak?" Julian mendapati beberapa hidangan di meja makan. Sebab ruang tamu apartemenya bergabung dengan dapur, hanya tersekat meja pantry.
"Y-ya, kamu mau makan J?"
"Iya dong. Aku udah lama gak makan masakan kamu"
Becca mengangguk. Ikut mendudukkan dirinya di depan Julian dengan Jus yang baru dia buat. "Kamu masak sebanyak ini buat sendiri? Kalau di buang kan sayang" Julian seraya menyuapkan satu sendok besar ke mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tè Dètruire [Chanbaek GS] (END)
Roman pour Adolescents[21++] Yang awalnya pelukan itu hanya bentuk dari sebuah perlindungan semata, namun kemudian merangkap menjadi sebuah perasaan yang tidak seharusnya di rasakan. Sebuah perasaan yang akan menghancurkannya, menghancurkan mereka. [Mature] [Non baku] [...