E.m.p.a.t

3.4K 75 10
                                    

Cekidot!
Hihhh seremmmm 🙈

"Om... A-aku takut.."

Pandu yang di sambut isakan tangis Becca langsung panik bukan main. Pria itu kelabakan mengambil kunci mobilnya, hingga lupa pamit pada teman semejanya yang menatapnya keheranan.

"Kamu dimana? Kamu kenapa? Bilang sama saya Becca"

Becca hanya bisa terisak dan menggumamkan kata takut beberapa kali. "Tunggu, hn.. Saya kesana. Jangan matiin telfonnya.. tenang. Saya kesana .. saya pasti kesana"

Pandu terpaksa mengecek lokasi gadis itu dan setelah dapat Pandu segera mengebut mobilnya. Membelah jalan kota pada malam hari yang di temani isakan Becca di sepanjang jalan, seraya mengambil kecepatan di atas rata-rata.

Setibanya Pandu di halaman kostnya Becca, lelaki itu langsung keluar dari mobil. Melangkah gusar pada kawasan tersebut yang tengah ramai. Mendapati kehadiran Pandu, Becca lantas berjalan cepat ke arahnya dengan sisa tangis dan langsung memeluk erat leher pria jangkung itu.

"Bi.."

Bahu gadis itu bergetar hebat dan isakanya makin menjadi. Pandu terpaksa membawa Becca pada kawasan yang lebih sepi untuk membalas pelukan gadis itu. "Tenang, hn.. saya di sini .. saya ada di sini ..."

Pandu membiarkan Becca menangis sepuasnya tampa bicara apapun. Hanya bisa membalas pelukan seraya mengusap punggungnya. Dan kata-kata penenang lainnya. Meski sudah banyak pertanyaan bersarang di kepalanya.

Menit berlalu dan isakan Becca mulai mereda. "Oke, hum..."

Mata gadis itu begitu sembab dengan wajah memerah tak karuan. Hanya bisa menganggukan kepala dengan sisa isakan. "Kita ngobrol di mobil, ya"

Becca hanya mengikuti pria itu masuk ke dalam mobil. Kawasan yang tadinya ramai kini mulai sepi hanya tersisa beberapa bapak-bapak.

"Minum dulu" Pandu memberinya sebotol air mineral. Becca menurut karena memang haus juga. Pandu dengan halus mencoba menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah Becca, menyelipkannya ke belakang telinga. "Mau cerita, hum?"

Bibir becca kembali merengut.

"It's okay kalau masih belum siap--"

"Mau cerita.." Akhirnya gadis itu membuka suara. "Tapi.. sambil pelukin"

Pandu hampir terkekeh kecil dibuatnya. Tampa di suruh pun pandu membawa tubuh kecil itu ke dalam dekapannya kembali. Dan perasaan Becca kembali menenang.

"Tadi.."

"Hum, tadi?"

Pelukan pada lehernya mengerat. Pandu mengalus punggungnya menenangkan.

"Tadi.. a-aku pulang ke kostan kaya biasa. Habis pulang kerja aku mandi.. t-terus waktu aku m-mau ganti baju, aku .. aku nge-ngeliat jelas orang yang la-lagi ngintipin a-aku" Dan bahu itu kembali bergetar. Gadis itu takut buka main dan Pandu hanya bisa memeluknya semakin erat. "A-aku refleks teriak.. aku.. takut .. takut banget, om .." Becca kembali terisak di lehernya. Rasanya menyesakan dilecehkan secara tidak langsung seperti itu.

Cukup sampai di situ Pandu tau kelanjutannya. Matanya terpejam dengan rahang yang mengeras.

"Sekarang orang itu kemana?"

"D-di bawa warga ke Polsek"

"Kita kesana?"

"T-tapi.. "

"Ada saya, hn.. gak usah takut.."

Di akhiri dengan anggukan Becca. Gadis itu menunjukan jalan kemana polsek dekat kostnya berada. Setelah sampai di lokasi yang ramai Pandu menggandeng Becca untuk masuk ke dalam.

Tè Dètruire [Chanbaek GS] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang