Urgh...
Mix mengerang pelan saat dia mencoba berbalik. Tubuhnya bagai kapal dihantam badai.
Sepasang lengan melingkari pinggangnya dan menariknya kembali. Punggungnya merapat pada tembok kokoh hangat yang berada di belakang tubuhnya.
"Phi bai nai? Ini masih pagi..." gumam Blue dengan suara mengantuk,
"Badanku sakit semua...
Aku mau mandi air panas..." protes Mix, suaranya masih terdengar parau.
Blue mengusakkan wajah di bahu Mix sebelum mengecupnya tepat di tulang selangka, membuat tubuh Mix menghangat lagi.
"Aku akan menyiapkan air mandinya.Kau tiduran saja dulu..." bisiknya mesra.
Mix dengan mudah menyerah dan masuk kembali dalam selimut. Bergelung bagai binatang kecil yang mencari kehangatan.
Blue mencium rambut Mix lembut sebelum bangkit dan berjalan ke kamar mandi, tak memperdulikan ketelanjangannya.
Mix yang melihat itu memperhatikan bagaimana bongkahan pantat itu bergerak saat Blue melangkah. Sepasang paha kekar dan sesuatu yang setengah mengeras di antaranya.
'Urgh... Kau dan hormon remajamu, Mix...' erang Mix dalam hati saat miliknya pun mulai mengeras karena pemandangan itu, 'Apa kau masih belum merasa cukup setelah kejadian semalam?!'
Mix masih mengingat dengan jelas apa yang terjsdi semalam. Dorongan kecemburuannya saat melihat wanita itu menyentuh Blue. Kemarahannya yang tak logis. Seolah dia sengaja membuat Blue hilang kesabaran dan menghukumnya seperti itu.
'Shiaa... I love it when he is mad...'
Tangan Mix tanpa sadar membelai penisnya dan membuat anggota tubuhnya itu mengeras sempurna.
"Uunhhh..." erangnya pelan,
"Akan butuh beberapa waktu untuk menunggu airnya penuh..." kata Blue sembari melangkah keluar dari kamar mandi dan menatap Mix, "Apa yang kau lakukan Phi?"
"Hm... Menurutmu apa?" tanya Mix tanpa menghentikan kegiatannya,
"Entahlah aku merasa tanganmu bergerak-gerak mencurigakan di bawah selimut itu...
Care to share Phi?" tanya Blue dengan nada malas, tubuhnya menyandar di bingkai pintu.
Mix tertawa pelan mendengar suara Blue yang berubah lebih rendah. Namun Mix menuruti permintaan Blue dan menyingkap selimutnya.
Mix membuka kakinya lebih lebar dan mempertontonkan kondisinya. Dari tempat Blue berdiri, pemandangan itu bagai sebuah lukisan.
Mix yang telanjang berbaring dengan posisi mengundang. Kaki terbuka lebar dan penis yang mengeras berwarna kemerahan. Tangannya bergerak pelan mengocok naik turun.
"It's your fault... Kau berjalan telanjang tanpa peduli siapa yang bisa melihatnya..."
"Salahku?! Well itu berarti aku harus membantumu mengatasinya bukan Phi...
Let me help you na..." kata Blue sembari berjalan mendekati tempat tidur.
Mix mengangguk dan mengerang pelan saat tangan Blue membelai betisnya.
"Show me Phi! How you masturbate..."
Mix menuruti perintah Blue dan mulai mengocok penisnya lebih cepat.
"Aaah... Uhm...Haaaaa..."
"Wow... Kau sudah mengeluarkan precum... Can I taste it? Dai mai?!"
Wajah Mix memerah mendengar pertanyaan Blue, namun dia mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS A TOUGH WORD (BluexMawin Fanfiction) COMPLETED
FanfictionKebencian Mix Mawin pada Blue Pongtiwat ada disana sejak pertemuan pertama mereka. Ketika Mark dan Blue bersahabat karib bertahun-tahun, maka kebencian Mix pada pria itu juga telah berakar selama bertahun-tahun. Hingga di malam pernikahan Mark, Mix...