Hari itu hari senin, aku sedang sibuk mengikat tali sepatuku diteras rumah saat Ayahku meminta untuk aku lebih cepat waktu itu.
Hari itu hari pertama aku kembali ke sekolah, setelah beberapa minggu ini aku lebih banyak menghabiskan waktu dirumah karena liburan kenaikan kelas.
Walaupun sesekali, pacarku saat itu mengajakku keluar walau sekedar ikut bersamanya untuk nongkrong bersama teman - temannya.
Saat itu, aku masih duduk dibangku kelas 8 Sekolah Menengah Pertama. Karena sejak lulus Sekolah Dasar, Ibuku memintaku untuk melanjutkan sekolah di Jakarta.
Alasannya karena sejak masuk Universitas, Kakakku jadi jarang ada dirumah dan Ibuku merasa bosan jika harus sendirian dirumah setiap hari.
Setelah semuanya siap aku naik keatas motor Ayahku lalu dia mengantarku menuju sekolah yang tidak jauh dari rumahku.
"Nanti pulang mau Ayah jemput lagi nggak Kak?" tanya Ayahku saat kami ada didepan gerbang sekolahku.
"Gausah Yah, aku sendiri aja" jawabku.
"Yaudah, hati - hati kalo pulang sendiri ya" kata Ayahku dan aku hanya mengangguk.
Setelah Ayahku pergi, aku berjalan memasuki area sekolahku. Disaat aku sedang berjalan sendirian, langkahku terhenti saat tangan yang cukup kasar menggenggam tangan kiriku.
Dia Alim, Kakak Kelasku.
Saat itu Alim duduk di kelas 9, hanya beda satu tahun denganku. Banyak yang bilang kalau dia ini menyukaiku, tapi aku tidak mau ambil pusing soal isu itu karena aku tidak mau hubunganku dengan Pacarku jadi berantakan.
Apalagi aku memang tidak tertarik dengannya, walaupun wajahnya lumayan tampan, tapi status murid bermasalah yang disandangnya membuat aku berfikir dua kali untuk itu.
"Mau ke kelas Naa?" tanya Alim padaku.
"Iyaa" jawabku singkat.
"Gue anterin ya" katanya.
Aku mengiyakan kemauan Alim, karena fikirku lumayan sedikit membantuku mencari kelasku yang baru.
"Lo 8-3 kan?" tanya Alim saat kami berdiri didepan sebuah kelas.
Aku mengangguk pelan, karena saat itu aku bingung dari mana dia tau kelasku. Padahal seingatku, aku tidak cerita kesiapapun soal ini.
"Yaudah, nih kelas lo" lanjutnya.
Aku melihat kedalam kelas yang suasananya sedang riuh waktu itu, suara tertawa beberapa orang terdengar sampai depan kelas.
Ternyata, aku satu kelas dengan beberapa siswa bermasalah diangkatanku.
Jujur aku merasa malas harus satu kelas dengan mereka, apalagi aku harus kembali satu kelas dengan Dafi.
Dia juga salah satu murid bermasalah diangkatanku, saat kelas 7 dia sering bolos, tawuran, dan semacamnya yang membuat dia dijuluki berandalan oleh beberapa guru disekolahku.
Tapi biar bagaimanapun, aku tidak bisa menolak karena itu sudah keputusan pihak sekolah.
"Makasih ya" kataku.
"Sama - sama Naa, kalo gitu gue ke kantin dulu ya" kata Alim dan aku balas dengan anggukan kepala.
Setelah Alim pergi aku bergegas masuk kedalam kelasku, aku mencari tempat duduk yang sekiranya nyaman untuk aku tempati.
Saat sedang celingukan, suara wanita yang tidak asing ditelingaku memanggil namaku. Dia Putri, teman sekelasku juga saat kelas 7.
Dengan cepat aku bergegas menghampiri Putri yang saat itu masih duduk sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Reina
RomanceNamaku Reina.. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga dan Ayahku bekerja disalah satu perusahaan transportasi yang mengharuskan mereka tinggal di Jakarta. Sementara aku memilih untuk tetap didesa dan bersekolah disa...