18

29 4 0
                                    

Satu minggu sudah aku melewati hari dengan banyak pertanyaan dikepalaku. Pertanyaan yang sampai hari itu belum aku temukan jawabannya

Dimana Min dirawat?”

Bagaimana keadaannya?”

Banyak yang terjadi selama itu, tapi entah kenapa aku merasa kalau semuanya biasa saja. Tidak ada yang spesial sama sekali.

Sampai ada salah satu teman sekelasku yang mengira kalau aku sudah putus dengan Min, tiba - tiba nembak aku didepan kelas saat jam istirahat.

Tapi dengan halus aku menolak dan memberi tau kalau hubunganku dengan Min belum selesai.

Hari itu seperti biasanya aku mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas, walaupun semuanya aku jalani kurang semangat karena merasa ada yang hilang dihidupku.

Hilangnya sosok Min dalam hidupku sangat terasa dampaknya, berbeda sekali dengan saat aku bersama Jupri.

“Aku kangen kamu Min” gumamku dalam hati sambil memainkan pulpen yang ada ditanganku.

“Reina” bentak Guruku. Aku tersentak, dan seketika semua mata tertuju kearahku.

“Kamu kenapa malah bengong?” tanya Guruku didepan kelas.

“Gapapa Bu, saya sedikit nggak enak badan” jawabku.

Riri yang duduk disebelahku hanya menghela nafas karena dia tau itu bukan alasan aku bengong dikelas saat itu.

“Kamu mau ke UKS?” tanya Guruku lagi.

“Saya izin ke toilet aja Bu, mau cuci muka” jawabku.

“Saya juga deh Bu sekalian, saya mau buang air kecil” timpal Riri yang membuatku kaget lalu menatapnya.

“Yaudah, jangan lama - lama kalian” jawab Guruku.

Kami berjalan keluar kelas, tujuan kami sama yaitu toilet. Tapi aku yakin ada tujuan lain dari Riri waktu itu.

“Ngapain lo izin ke toilet juga?” tanyaku.

“Gue takut lo aneh - aneh” jawab Riri.

“Gila kali lo, orang gue cuma mau cuci muka” kataku.

“Ya lagian lo bengong aja dari tadi gue perhatiin” kata Riri tanpa melihatku.

“Lo kenapa sih Naa?”

“Akhir - akhir ini gue liatin lo sering banget bengong dikelas” lanjutnya.

“Gapapa” jawabku.

“Emang belum ada kabar soal Min?” tanya Riri, aku menggeleng.

“Lo nggak coba dateng kerumahnya?” tanya Riri lagi.

“Nyokapnya nggak pernah ada dirumah Rii” jawabku.

“Siapa kek, Saudaranya kek, siapa kek” kata Riri.

“Kalau lo begini terus, lo ngerusak badan lo sendiri Naa”

“Bisa jadi Min sebenernya sengaja nggak ngasih tau lo dia dirawat dimana” lanjut Riri.

“Alesannya?” tanyaku.

“Yaa gatau, mungkin aja kan” jawabnya.

Aku terdiam, apa mungkin yang dikatakan Riri hari itu benar?.

Tapi kalau memang iya, kenapa Min menyembunyikan semuanya dariku.

Padahal hubunganku dengannya baik - baik saja sebelum kejadian itu.

“Saran gue, jangan terlalu difikirin Naa. Lo jalanin aja hidup lo, kalau emang Min serius sama lo pasti dia balik. Percaya deh sama gue” kata Riri.

Waktu terus berlanjut..

Story of ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang