Hari itu genap 10 hari setelah liburan sekolah berakhir, aku kembali menjalani rutinitasku sebagai seorang pelajar seperti biasanya.
Pagi itu aku memutuskan untuk berangkat kesekolah sendirian, walaupun Min sempat mengajakku untuk berangkat bareng tapi aku menolak karena pagi itu aku harus mampir kerumah salah satu Saudaraku sebelum berangkat kesekolah.
Ada titipan dari Ibuku yang harusku antar dan mengharuskan aku jalan bersama Ibuku.
“Udah rapih belum Kak?” tanya Ibuku dari teras rumah.
“Udah Mah, tunggu” jawabku lalu setengah berlari keluar rumah.
“Duhhh anak Mamah cantik banget deh ah” kata Ibuku sambil membelai rambutku.
Kami berjalan menunju rumah Saudaraku, dan sampainya disana aku langsung pamit berangkat kesekolah karena waktunya sudah mendekati jam masuk sekolah saat itu.
Dengan tergesah - gesah aku bergegas menuju sekolah dan sampainya disana aku langsung masuk kedalam kelas lalu duduk dikursiku.
Dikelas 9 ini, aku kembali mendapat teman sekelas yang berbeda dari kelas sebelumnya. Aku tidak lagi sekelas dengan Putri, tapi aku satu kelas dengan temanku yang lain.
Riri namanya.
Riri ini temanku sejak saat aku pindah ke Jakarta.
Selain Sifa, dia jadi salah satu temanku saat pertama aku tinggal di Jakarta sebelum aku mengenal beberapa temanku yang lain.
“Tumben lo?” tanya Riri padaku.
“Iya tadi nganterin Nyokap gue dulu” jawabku.
Riri hanya mengangguk lalu mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
Kegiatan belajar mengajar dimulai, aku melewati semuanya hari itu seperti seharusnya. Sampai akhirnya jam istirahat berbunyi, aku berjalan menuju kantin bersama Riri waktu itu.
Disalah satu kelas, aku berpapasan dengan Putri yang sedang berjalan kearahku.
Aku bermaksud menyapanya, tapi aku mendapat jawaban yang kurang enak darinya. Dia hanya menaikan alisnya tanpa balas menyapaku.
Aku tidak tau dia kenapa, tapi sejak dia tau aku dekat dengan Min sikapnya padaku mulai berubah.
Dia jarang mengajakku keluar walau sekedar membeli makan atau semacamnya.
Aku tidak masalah sebenarnya, hanya saja aku tidak tau kenapa dia tiba - tiba menjauh dariku waktu itu.
“Dia kenapa?” tanya Riri padaku.
“Gatau” jawabku.
“Ehh gimana lo sama Min?” tanya Riri lagi.
“Gimana apanya?” aku balik bertanya, karena aku tidak tau maksud Riri bertanya seperti itu padaku.
“Yaa gimana? Min udah nembak lo belum?” tanya Riri.
“Belum” jawabku.
“Kenapa emang?” tanya Riri lagi.
“Gatau, sibuk sama temen - temennya mungkin” jawabku simple.
Aku tidak mau berasumsi jauh soal Min, karena aku tau posisinya saat itu. Dia banyak menanggung masalah yang sebenarnya disebabkan oleh ulahnya sendiri.
Aku juga tidak tau mau sampai kapan hubunganku dengannya hanya seperti saat itu, dia seolah enggan memberiku kejelasan untuk semuanya dan membiarkan ku berharap akan hal yang lebih jauh tentang kami berdua.
Apalagi sejak masuk sekolah, waktuku bersamanya sedikit berkurang karena dia sibuk dengan temannya.
Ntah itu teman sekolahnya, ataupun teman tongkrongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Reina
RomanceNamaku Reina.. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga dan Ayahku bekerja disalah satu perusahaan transportasi yang mengharuskan mereka tinggal di Jakarta. Sementara aku memilih untuk tetap didesa dan bersekolah disa...