Liburan akhir semester tiba, waktu itu aku berhasil naik kelas dan menjadi senior tertinggi disekolahku.
Waktu itu aku naik ke kelas 9 dengan nilai yang menurutku biasa saja, masih banyak yang harus aku perbaiki menurutku.
Karena saat aku naik ke kelas 8 nilai - nilaiku jauh lebih baik dari nilaiku saat aku naik ke kelas 9.
Sebenarnya Orang Tuaku tidak mempermasalahkan soal itu, hanya saja aku yang kurang puas dengan apa yang aku dapat saat itu.
Aku berfikir kalau kegiatanku selama kelas 8 lah yang membuat fokusku menjadi terbagi dua.
Hasilnya, aku hanya mendapat nilai yang kurang dari sebelumnya dibeberapa mata pelajaran yag seharusnya bisa lebih tinggi dari itu.
Hari itu aku sedang sibuk dikamarku, melihat - lihat tugas sekolahku dan beberapa lembar soal yang aku dapat dari guruku sebelum liburan.
Aku mencoba untuk memperbaiki nilai - nilaiku saat hari pertama masuk nanti.
Walaupun banyak yang bilang kalau nilaiku itu sudah cukup, tapi tetap saja itu tidak membuatku tenang.
“Gila ya.. Lagi liburan begini aja masih sibuk sama tugas” kata Sifa yang sedang tiduran diatas kasurku.
Aku tidak memperdulikannya, aku tetap sibuk dengan banyak kertas didepanku.
Sampai tiba - tiba Kakakku masuk kedalam kamar dan memberi tauku kalau ada Min diteras rumah. Dengan cepat aku menyudahi kegiatanku, lalu setengah berlari menuju ke teras rumah.
“Gue ganggu ya?” tanya Min padaku.
Malam itu dia terlihat berbeda dari biasanya, dia kelihatan rapih seperti orang yang ingin menghadiri sebuah acara.
Dengan hoodie bertuliskan nama salah satu sekolah didepannya, jeans warna hitam, dan tak lupa topi yang selalu dia pakai kemanapun, membuatnya terlihat jauh lebih enak dilihat dari biasanya.
“Nggak kok” jawabku.
“Bang Min mau kemana?” tanyaku.
“Tumben rapih lo Min?” tanya Sifa menyelak obrolanku dengan Min.
“Temen gue ada yang ulang tahun, dia nyuruh gue dateng” jawabnya.
“Terus? Lo mau ngajak gue?” tanya Sifa sambil tertawa.
“Mana ada, rusuh lo ntar diacara temen gue” jawab Min.
“Sial lo” saut Sifa sambil noyor kepalanya Min.
“Lo lagi sibuk Naa?” tanya Min.
“Hhmm.. Sedikit sih” jawabku.
“Kenapa emang?” tanyaku berpura - pura tidak tau.
“Ohh yaudahdeh kirain gue lo lagi santai” katanya.
Aku mengerutkan dahiku, tadinya aku berfikir dia akan tetap mengajakku ikut dengannya.
“Emang Bang Min sendirian?” tanyaku basa - basi.
“Ya sendirilah, emang mau sama siapa. Cewe kagak gabekkk” jawabnya dengan logat khas yang biasa dia pakai.
“Eekkhheeemmmm”..
Sifa seolah memberi kode dengan suaranya itu, tapi Min terlihat biasa saja menanggapinya.
“Apaansih lo?” tanyaku ke Sifa.
“Gapapa, tenggorokan gue mampet” jawab Sifa sambil senyum - senyum ke arah Min.
“Yee gila dasar” sautku.
“Mau ikut gue nggak Naa?” tanya Min padaku.
“Tunggu bentar aku ganti baju dulu ya Bang Min” kataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Reina
RomanceNamaku Reina.. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga dan Ayahku bekerja disalah satu perusahaan transportasi yang mengharuskan mereka tinggal di Jakarta. Sementara aku memilih untuk tetap didesa dan bersekolah disa...