||• Sisi Lain Abi
≧ω≦
Pemuda yang masih menggunakan seragam lengkap dengan atributnya kini berjalan cepat menyusuri koridor rumah sakit.
Dia seorang diri. Wajahnya terlihat sangat khawatir. Setelah mendapat pesan singkat dari Mama nya yang mengatakan jika sakit nya kambuh lagi ntah mengapa pikirannya bercabang kemana-mana.
Beberapa menit menempuh jalannya menuju kamar sang Mama dirawat akhirnya Abi sampai.
Abi telah sampai di depan pintu ruang rawat sang Mama, ruangan VIP. Sebelum masuk, pemuda itu berhenti sejenak di depan pintu menyentuh gagang pintu dan menghela nafas panjang. Ia harus menyiapkan mental terlebih dahulu.
Karena melihat Mama nya yang sakit membuat nya selalu ingin menangis.
Ia tidak boleh terlihat sedih atau Mama nya akan ikut sedih.
Suara pintu yang terbuka nampaknya tidak mengagetkan seorang pasien yang kini terbaring lemah diatas ranjangnya. Abi menghela nafas lega, pasalnya suara derit pintu ketika ia buka berbunyi cukup keras.
Lalu lelaki itu menutupnya perlahan dan mendekati ranjang sang mama yang tengah memejamkan mata tidur.
Abi melihat pemandangan itu dengan hati teriris.
Wajah itu terlihat sangat lelah dan pucat. Abi tidak tega melihat Mama nya sekarang. Ia lebih suka melihat Mama nya yang ceria dan aktif. Bisa dibilang Mama nya itu super aktif dan cekatan, di rumah saja Wanita itu sangat menyukai pekerjaan bersih-bersih.
"Ma, Abi dateng." Lirih Abi ketika sudah sampai di samping brangkar sang Mama.
Mama Abi perlahan membuka matanya ketika mendengar suara bass sang anak. Ternyata wanita itu tidak tidur melainkan hanya memejamkan mata saja.
Abi sedikit terkejut karena ia pikir Mama nya tengah tidur.
"Nak." Wanita itu tersenyum kecil kepada Abi. Dan Abi membalas senyuman itu dengan senyum sendunya dan sebelah tangannya menggenggam erat tangan keriput Mama nya.
"Mama ngerepotin kamu lagi, ya?" Abi menahan nafas. Sesak. Itulah yang Abi rasakan. Dari kemarin Mama nya selalu meminta maaf karena terus merepotkan Abi, dari mengantar ke rumah sakit, membereskan barang-barang Mama karena Mama nya akan menginap beberapa hari di rumah sakit.
Abi bolak-balik pulang pergi ke rumah sakit. Dan Mama nya merasa ia terlalu merepotkan sang anak, padahal Abi secara ikhlas dan tulus melakukan itu untuk sang Mama tercinta.
"Ma, Abi nggak papa. Mama gimana, udah mendingan?" Daripada ia berakhir menangis beneran lebih baik ia menanyakan pertanyaan yang lain untuk mengalihkan pembicaraan.
"Iya. Tadi dokter kesini ngecek Mama untungnya pas Mama kambuh dokternya langsung cepat-cepat periksa Mama."
Abi menghembuskan nafasnya lega.
"Syukurlah, kalau begitu istirahat saja Ma. Abi jaga disini." Abi kemudian duduk di samping brangkar Mama nya. Ia masih menggenggam tangan sang Mama erat, takut jika ia tiba-tiba terpisah dengan Mamanya. Ia hanya takut dengan pemikiran nya sendiri.
"Tangan Mama nggak mau dilepas?" tanya wanita itu dengan kekehan kecil. Abi cemberut lucu.
"Enggak, takut Mama hilang." Sang Mama terkekeh lemah. Anaknya yang sudah dewasa tetaplah seperti anak kecil di matanya.
"Mama tidur ya." Pamit Wanita itu lirih.
"Eh Ma." Sang Mama kembali membuka mata.
"Mama tidurnya sambil melek aja deh." Saran Abi diluar galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEYBI
FanfictionSeorang remaja labil yang ingin merasakan rasanya jatuh cinta, tapi dirinya salah dengan siapa ia memulai cinta. - Evanno Abbrisham - Ameylia Florensia » Note: Cerita real hasil pemikiran author sendiri, tidak ada unsur penjiplakan ataupun mengcopy...