Part. 8

1 1 0
                                    

•||Sudah Sirna

≧ω≦

"Mey, kamu nggak kenapa-kenapa, kan? Kemarin aku denger dari temen kelas katanya kamu habis diperlakukan buruk sama Farid?"

"Emang kamu habis diapain?"

Amey menatap kedatangan Aliza yang baru saja mendaratkan pantatnya duduk bersila diatas tanah tepat disebelahnya. Sembari menatap Amey dengan mata tersorot khawatir.

Dan sekarang Amey menatap balik Aliza heran. Teman kelasnya? Siapa?

Lalu matanya tidak sengaja menangkap Seline yang menggaruk tengkuk dengan cengegesan menatap dirinya.

"Maaf." Seline mengangkat kedua jarinya mebentuk V ke atas.

Amey menghela nafasnya.

Gadis yang kini membiarkan rambut panjangnya tergerai indah lantas terkekeh, untuk menutupi rasa malunya di depan Aliza.

"Emm, ya gitu. Tapi gue gapapa kok." Rasa malu yang sempat hilang, kini kembali terlukis di wajahnya.

Saat lintasan ingatan yang bagai kaset rusak masih terputar jelas dikepalanya karena pertanyaan Aliza yang membuatnya mengingat kembali kejadian memalukan kemarin.

Aliza mengangguk lega. "Syukurlah kalo gitu. Lega aku dengernya." Amey tersenyum singkat.

Amey tak menjawab lagi, gadis itu kembali diam di tempatnya. Untuk merenungi segala tingkah konyolnya yang diluar prediksinya kemarin itu.

Sekarang ketiga gadis itu sedang berada di lapangan basket untuk mengikuti jam olahraga. Sembari menunggu nama mereka dipanggil secara bergantian.

Amey, Seline maupun Aliza memilih untuk meneduh sebentar.

Mereka berada di pinggir lapangan menghadap langsung ke arah sinar matahari yang begitu menyengat panas pagi ini. Padahal pukul masih menunjukkan pukul 08:00.

Materi olahraga kali ini adalah basket, tapi karena minggu kemarin sudah diberi pejelasan mengenai materi dan juga teknik dasar bermainnya, sekarang mereka tengah mengambil penilaian secara individu untuk bisa memasukkan bola kedalam ring.

Ketiganya kompak menatap takjub para cowok yang bisa memasukkan bola ke dalam ring dengan lihai.

Pesona teman lelaki mereka juga tak bisa diremehkan, apalagi Abi, meski dia dikenal freak, gini-gini dia juga cukup famous dikalangan kakak kelasnya.

Ketika mereka mendribbel bola lalu melompat untuk memasukkannya, tanpa sadar baju olahraga Farid tersingkap. Membuat otot yang terukir diperutnya sedikit terekspos.

"Dih, caper."

"FARID, LO KEREN, SUMPAH." Seruak teman sekelasnya heboh.

"MasyaAllah Liam, sopan lo ganteng kayak gitu tapi gabisa dimilikin."

Seline sudah mengepalkan tangannya hendak meninju mulut tipis gadis yang duduk bersebrangan dengannya.

"Heh, udah, mau ngapain lo." Peringat Amey sebelum sesuatu hal yang tak diinginkan terjadi.

"Sorry cantik kalo gasopan, tapi gue emang udah ada yang milikin," terang Liam sopan lalu lelaki itu menghadap Seline dan memberi cewek itu kedipan.

"Astagfirullah, Liam, gue baper sampek lo gamau tanggung jawab, awas lo! Astaga naga," desisnya menggigiti jari jemari kukunya.

Pemandangan itupun tak luput dari seluruh teman sekelasnya yang menatap mereka takjub.

Amey terkekeh kecil ketika melihat Seline yang nampak antusias karena mendapat kedipan maut dari Liam.

MEYBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang