Part. 6

2 3 0
                                    

||• Sebuah Rasa yang Lama Terpendam

≧ω≦

Abi merogoh saku celana jeans yang saat ini tengah ia kenakan. Mencari korek untuk menghidupkan rokok yang dipegangnya disela-sela jari telunjuk dan jari tengah.

Setelah menemukan korek kemudian ia mendekatkan sumbunya pada ujung rokok.

Setelah ujung rokok terbakar, Abi menghirup asap itu dan menghembuskannya menjadi kepulan-kepulan kecil ke atas.

Dia sekarang berada di warkop dekat rumahnya, bersama dengan Farid, Abbas, dan Andra. Lelaki itu tengah bermain game di ponselnya.

Saat tengah asik-asiknya bermain game alias mabar. Sebuah notif masuk mengejutkan dirinya.

"Dari siapa nih." Abi bertanya-tanya karena notif itu dari nomor tak dikenal. Karena tidak mau menyia-nyiakan game yang saat ini ia mainkan Abi akhirnya menggeser pesan itu.

Ia akan menjawabnya nanti setelah pulang dari Warnet.

"Oi Hanabi anjing! Nyampah doang bisanya. Lo jago main kagak sih, jangan jadi beban di rank!" umpat Abbas tak tertahankan.

Ia menatap ke depan, dimana Andra dengan muka cengonya yang ditatap Abbas kesal. Dengan penyebab pemuda itu tak terlalu jago menggunakan hero assassin.

"Wah, anjing, lo bilang gue anjing! Itu juga suruhan lo, nyuruh gue pakai hero assassin. Gue playernya tank!" sosor Andra mendelikkan kedua matanya, menandakan jika pemuda itu tak terima disudutkan oleh teman satu timnya.

Andra dan Abbas tengah bermain game Mobile Legend. Dan disini Andra disuruh oleh Abbas untuk memilih hero assassin karena pemuda itu yang akan memegang player tank.

Karena Abbas tidak menerima bantahan, Andra hanya bisa pasrah dan bermain sesuka hati saja.

Membiarkan segala cemoohan yang keluar dari mulut sialan Abbas. Tapi semakin kesini Abbas semakin menyudutkannya. Tentu saja Andra menjadi kesal dan bermain seenak hati untuk melampiaskan rasa kesalnya terhadap Abbas.

"Woy bantuin, gue diserang. Woy Babi, lo ngapain diem sialan. Lagi berak di semak-semak!" Abbas berseru heboh. Melihat hero yang digunakan Abi hanya diam dan dirinya yang dikeroyok oleh hero musuh.

Pemuda yang agaknya memiliki sedikit tempramental dalam dirinya kini beralih menatap Abi disebelahnya dengan tampang judes.

"Sabar, mau cebok, habis berak." Dan dengan santainya Abi mengetuk ujung rokok yang berubah menjadi abu kedalam asbak berukuran sedang didepannya.

Farid terkekeh. Melihat pertengkaran kecil yang sering tejadi ketika Abbas, Andra dan Abi disatuka. Seolah hal itu sudah menjadi makan sehari-harinya ketika berkumpul.

"Bodoamat sama hero lo, yang lagi berak, kencing atau apalah. Lo sama Andra, nyusahin!"

Abbas itu tipe cowok dengan kesabarannya yang setipis tisu dibelah dua puluh.

Sedangkan Abi dan Andra yang dikatai seperti itu malah dengan santai bermain-main di arena permainan.

Membiarkan semburan maut dari Abbas mematahkan seluruh semangat bermainnya, ia tidak sakit hati atau marah, malah mendengar ocehan temannya yang satu ini, suasana berkumpul mereka terasa lebih hidup.

Ditambah misi nyeleneh mereka berdua yang sama yaitu, membuat Abbas kesal adalah tidur nyenyak mereka malam ini. Emang agak dakjal dua orang ini.

"Yang bener dong ini mainnya, rank coy, bukan classic," erangnya bernada rendah menatap Andra dan Abi bergantian, "gue nggak mau rank gue turun ya, cuman gara-gara cara main kalian yang noob."

MEYBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang