Ken

165 9 14
                                    

P

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P.O.V Silvy

Rabu, 13.00 pm

Hari ini kita berdua kembali ke Bandung, di tengah perjalanan menuju bandara Ken meminta supir mengantarnya ke sebuah pasar tradisional dimana di sana terdapat banyak macam oleh-oleh, 'Gak salah? Ken Ke pasar tradisional? Ngapain?' Pikiran ku mencoba menebak-nebak.

"Akhir-akhir ini kau sudah lama tidak mengunjungi orang tua mu Sil" Ujar Ken kepadaku.

"Hmm... Iya juga..." Jawabku.

"Nanti kamu beli beberapa oleh-oleh untuk keluarga mu di rumah ya, Beli apa saja yang kamu mau" Lanjut Ken.

"Tapi.." Pikiranku agak rumit saat ini.

"Apa kau masih sakit? Kalau begitu aku saja yang membelikannya... Oke? " Ken berinisiatif.

"Thank you sir, Sebenarnya gak usah repot-repot juga" Jawabku.

"It's oke Sil" Ken mengusap kepala ku.

***

Setibanya di pasar tradisional, Ken dan aku turun dari mobil, Ken memegangi tanganku mengajakku untuk pergi memasuki toko oleh-oleh di sebrang jalan.

Tokonya cukup ramai meskipun bukan hari weekend, mungkin karena tempatnya cukup dekat dengan lokasi wisata, Ken sibuk melihat-lihat di toko tersebut, lalu ia melambaikan tangannya untuk memanggil salah satu pegawai toko Pegawai toko pun berlari kecil menghampiri kami.

"Iki piro mbak?" Ucap Ken.

Ekspresi ku dan mbaknya terkejut mendengar Ken tiba-tiba menggunakan bahasa jawa secara fasih.

"Lah kok mas e pinter temen bahasa jawa ne??" Jawab mbak itu dengan senyumnya.

"Emang piye mesti ne toh?" Jawab Ken.

"Aku kira arep nganggo bahasa Inggris hahah! mukanya orang luar tapi medhok hahah" Ujar mbaknya.

"Podho ae lah mbak aku wong kene, agi pulang kampung ceritane" Jawab Ken basa-basi.

"Ohhh.. Wong kene toh!! Ganteng temen lah mas e... Ahhaha " Mbaknya mulai merayu.

"Iyo lah wong lanang sih... Wong wedok ya ayu" Ken melirik ke arah ku, aku sedari tadi menahan tawa mendengar percakapan Ken bersama mbak pegawai tokonya hanya bisa senyum-senyum.

"Sek, sek.. Mbak e pacar e mas kie toh? Atau.." Mbak tadi malah penasaran kedatangan kita berdua.

"Bojo ku mbak" Ucap Ken dengan lempeng seraya merangkul pinggangku, aku sangat terkejut mendengarnya 'what?! Bojo??' aku melirik ke arah Ken agak melotot.

"Aduh... Sirik aku mbak... Ulih sing kie ngendi sih mbak? Kepengin satu.. Nggo anakku sing prawan.. Heheh" Ujar mbak itu bercanda ria.

"Bojo ku wong bandung mbak" Ucap Ken menjelaskan.

MR.KEN LOUIS ( 21+ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang