Hari mulai larut malam, Ken masih saja mempermainkan Silvyana di ruangannya. Beberapa pekerja di luar mulai mempertanyakan keberadaan Silvy di tempat kerjanya itu, termasuk Roxy, ia terlihat jengkel menyadari Silvy tidak melakukan pekerjaannya dengan baik.
“Mbak Nunik, si Silvy kemana? Dari tadi kok gak keliatan?” Tanya Roxy kepada Mbak Nunik,
“Tadi sih ada kak, cuman udah lumayan lama belum balik lagi kesini” Jawab Mbak Nunik,
“Gimana sih? Waktunya kerja malah kelayapan? Pengen di pecat tuh anak!” Ujar Roxy dengan nada kesal, Mbak Nunik terdiam saat mendengar Roxy mengomel. Lanjut Roxy pergi menuju ruangan Ken untuk melaporkan hal ini, Roxy mengetuk pintu kantor Ken.
Ken menghampiri Silvy yang masih terikat di kursi, ia mengepulkan asap rokoknya ke wajah Silvy. Ken memandangi wajah kesal Silvy dengan begitu, ia tersenyum licik. Ken mencoba mencium bibir Silvy namun, Silvy mengelak, tatapan Ken berubah menjadi tajam.
“Ingin rasanya ku robek wajah mu!” ujar Ken sedikit mengancam,
“lakukan saja jika kau mau!” Jawaban Silvy seakan menantang Ken,
*DOK..DOK..DOK*
Terdengar seseorang mengetuk pintu kantor Ken, sontak Ken melirik ke arah pintu. Silvy dan Ken terdiam sejenak, tiba-tiba Ken menyeret kursi Silvy menuju ruangan khusus yang berada di kantor Ken.
“apa yang akan kau lakukan?” tanya Silvy sedikit panik ketika Ken membawanya ke ruangan gelap,
“ssshh! Diam saja anjing manis ku!” Ken membekap mulut Silvy lalu melakban nya rapat-rapat, Silvy mencoba berontak namun, Ken tak perduli dan berlalu menutup ruangan tersebut.
“Ya, masuk!”
Pintu pun terbuka dan ternyata itu Roxy, Roxy terlihat membawa beberapa berkas di tangannya.
“Ada apa?” tanya Ken,“saya membawa laporan hari ini pak, dan –,” Roxanne ingin menyampaikan sesuatu tapi sedikit ragu,
“dan apa?” tanya Ken,
“jadi gini pak, saya mau melapor tentang kinerja Silvyana,” ujar Roxy
“Kenapa dia?” tanya Ken dengan nada datar,
“Akhir-akhir ini dia suka gak bener kerjaannya, sering keluar lama pada jam kerja, contohnya seperti saat ini. Dia tidak ada izin sama sekali kepada saya maupun ke pekerja lainnya, dari tadi dia pergi dan belum kembali lagi” Roxy menjelaskan, Ken terdiam sejenak menerima informasi dari Roxy.
“mengenai hari ini, tadi siang saya yang suruh Silvy untuk pergi membeli obat Deborah, lalu mengantar langsung ke rumah” Ujar Ken,
“oh begitu ya, tapi hari ini aja kan? Terus waktu-waktu lalu dia juga sering begitu juga kok!” Roxy sedikit melebih-lebihkan, Silvyana yang berada di sana sedikit mendengar pembicaraan Roxy dan Ken saat itu.
‘Apa maksudmu bicara seperti itu Roxy?’ Silvy geram,
“Oh seperti itu ya? Lalu, ada lagi yang ingin kau sampaikan?” Tanya Ken,
“um, aku... “ tiba-tiba Roxy merubah perilakunya menjadi lebih manja,
“Ya? Kenapa baby girl?” tanya Ken,
“Sebenarnya aku gak nyaman lingkungan kerja Brixie dengan kehadiran Silvy, dia suka seenaknya daddy, aku jadi susah memanage para pekerja karena dia. Terlebih dia suka cari perhatian sama Deby, menurutku itu keterlaluan daddy!” ujar Roxy dengan nada manjanya,
“lalu, apa yang kau ingin kan?” tanya Ken,
“aku ingin kau memecat dia! dia orangnya cepu, aku takut dia membongkar tentang kita kepada Deborah!” ujar Roxy, sontak Silvy pun semakin geram mendengar semua pembicaraan Roxy kepada Ken.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.KEN LOUIS ( 21+ )
Mystery / ThrillerMATURE CONTENT!! 1821+ Berlatar di kota Bandung tahun 2012 dimana ada seorang gadis berumur 17 tahun bernama Silvyana, Gadis remaja yang sehari-harinya cukup rumit dan serba sendiri, dimana pendapatnya selalu bertentangan dengan ibunya, hidupnya ya...