LOST

125 11 5
                                    

Cuaca terasa sangat terik riuhnya jalan raya bercampur polusi yang keluar dari knalpot kendaraan, Silviana berada di rumah makan pinggir jalan bersama sang suami dan kedua anaknya.

"Mama! Mama!" Tangis anak-anak pecah di tengah suasana rumah makan yang sedang ramai pengunjung saat itu, makanan ringan berserakan di meja makan,

*BRAK!!*

"Sil!! Kamu bisa gak sih atur mereka biar diem? Malu-maluin aja" Ujar Hendro suami Silvy, segelintir orang-orang di sekitar memperhatikan mereka dari kejauhan.

"Iya mas, iya... Dek udah ini jangan nangis ya... Cup... Cup... Yok, makan lagi ya!" Silvy mencoba menenangkan kedua anaknya, Suaminya yang sedang menyantap bakso tidak mau terganggu sama sekali, semangkuk bakso milik Silvy sudah agak dingin sebenarnya namun Silvy dengan sabar menunggu gilirannya untuk makan,

"Yuk nak, aaa... Satu suap lagi!" Silvy terlihat sibuk menyuapi Eza anak angkat nya yang berumur tujuh tahun sembari memangku si kecil Kiandra yang berumur dua tahun,

*Gluprak!*
Gelas minuman yang berada di meja tumpah karena di tarik si kecil Kiandra,

"Ya ampun Rara... Kenapa di tarik nak? Air nya tumpah semua... Ya ampun, kena baju mama sama baju mu nak" Silvy kembali terlihat kerepotan sendiri merapihkan benda dan makanan di atas meja,

"Duh... Basah semua deh" Silvy mengelap baju Kiandra dan bajunya dengan beberapa lembar tisu, Eza turun dari kursinya dan berlari menuju kasir meminta tisu tambahan ke pelayan rumah makan tersebut, Hendro tetap terlihat santai menyantap bakso tanpa memperdulikan betapa repotnya Silvy di sana.

"Ma... Nih tisu nya!" Ucap Eza seraya menyodorkan kotak tisu kepada ibunya,

"Makasih ya sayang!" Silvy menerima kotak tisu dan mengambil beberapa lembar tisu untuk kembali mengeringkan baju dan mejanya, sesekali Silvy melirik sinis kepada Hendro yang selalu menanggapinya dengan cuek, Silvy berusaha tetap bersabar meskipun sebenarnya sudah muak saat itu.

"Mana sini anak-anaknya! Aku udah beres, kamu cepet makannya! Jangan di lama-lama in!" Ujar Hendro sembari mengambil Kiandra dari pangkuan Silvy lalu Hendro pergi ke warung seberang jalan bersama kedua anaknya untuk membeli rokok, Silvy menatap mangkuk baksonya yang sudah dingin bahkan mie nya pun sudah mengembang rasanya pun sudah tidak enak.

Beberapa menit kemudian Hendro kembali menuju meja makan dan menjumpai Silvy yang masih menyantap semangkuk baksonya.

"Ayo cepet! Udah sore nih!" Hendro mendesak Silvy yang masih mengunyah makanannya, bahkan Silvy belum menghabiskan setengah dari mangkuknya saat itu,
"Pak, berapa semuanya?" Hendro menanyakan totalan pembayaran kepada kasir, Silvy mengunyah dengan terburu-buru.

"Mas, tunggu dong... Aku masih makan ini!" Ucap Silvy dengan mulutnya yang penuh dengan makanan,

"Lama kamu! Ayo donk! Keburu sore tau!" Ujar Hendro seraya menaikkan anak-anak nya ke atas motor, Silvy pun bergegas menghabiskan makanannya.

-------------------------------------------------------

Ini tahun pertama dari pernikahan Silvy dengan Hendro, pernikahan kedua kalinya setelah mengalami kegagalan berumah tangga bersama Ricky.

Awalnya Silvyana menikah dengan Ricky karena terpaksa kandungannya semakin membesar, meski orang tuanya tidak menyukai Ricky apa boleh buat ketika melihat kondisi Silvy dengan perutnya yang semakin membesar, tahun lalu Silvy menggunakan uang yang di titipkan Ken kepadanya untuk check up dan biaya hidupnya.

Di tengah kehamilan Silvy yang ke enam bulan Ricky kembali berulah, Ricky meminjam sebagian uang Silvy dengan alasan untuk membuat warung kecil agar dirinya mendapat penghasilan tapi nyatanya Ricky pergi bersama wanita lain tanpa alasan pasti kepada Silvy, Silvy yang tengah hamil mengalami depresi berat badannya turun drastis mengalami demam dan mimisan setiap hari, untungnya bayi dalam kandungan Silvy cukup kuat dan tetap tumbuh dengan normal Silvy memanfaatkan sisa uang dari Ken untuk biaya kelahiran bayinya.

MR.KEN LOUIS ( 21+ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang