Dissapointed

110 10 1
                                    


Di sisi lain, ibu kos Silvy yang baru pulang dari rumah anaknya bersembunyi di balik tembok menyaksikan tragedi tersebut. Ibu kos Silvy segera memanggil ambulance dan menolong Silvy, ia pun segera menelepon polisi untuk segera mengejar pelakunya.

Silvy yang sekarat di larikan ke UGD, tubuh Silvy mengalami perdarahan yang hebat. Kabar tersebut sampai ke telinga Deborah, Deborah pun segera mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk Silvy.

Beberapa hari berlalu...

Silvy mengalami koma, Deborah membantu semua urusan Silvy saat itu. Deborah menyimpan tragedi ini dari keluarga Silvy dan yang lainnya, karena dia paham sekali siapa yang melakukan kekejaman ini kepada Silvy.

Ken tidak di ketahui keberadaannya, polisi tidak menemukan sidik jari karena kemungkinan Ken menggunakan pelindung khusus saat melakukan aksinya, Deborah mencoba menghubungi Ken tapi tidak ada balasan berarti dari Ken, Deborah pun mengirim pesan lewat email dan berharap pesan tersebut sampai kepada Ken.

Bandung, 10.00 am

Ken frustasi mencoba mengalihkan perhatiannya untuk berpesta ria, pergi ke club-club, menghibur diri dengan obat-obatan. namun, tetap saja hatinya tak tenang. Di kediamannya di Bandung membawa semua memori dahulu yang pernah ia lalui bersama Silvyana, Ken menatapi senjatanya, memikirkan waktu lalu ketika Silvyana meminta untuk membunuhnya.

“Akhirnya ku bunuh juga dia” ujar Ken yang frustasi,

Ken menghisap cerutu canabisnya, kepulan asap berterbangan di area kamarnya, kesunyian di rumahnya membuatnya lebih tenang. Layar laptop Ken mendapat notifikasi email masuk, sontak Ken pun melirik ke arah layar laptopnya, terpampang nama Deborah di bagian pengirimannya.

“ada apa wanita itu mengirim pesan email kepadaku?” Ken tak menggubrisnya, kali ini ia hanya ingin sebuah ketenangan.

Hari berganti sore, Ken baru saja beres berendam air hangat, ia berencana untuk pergi ke suatu tempat untuk mengurusi bisnisnya. Sembari memakai kemeja, Ken memeriksa laptopnya untuk sekedar mengecek kerjaannya. Teringat dengan pesan email dari Deborah, rasa penasarannya pun mengalahkan rasa gengsinya untuk tetap tidak peduli.

Ken membuka kotak masuk emailnya dan membaca pesan dari Deborah,

Dear Ken, aku tahu itu kau. Mengapa kau tega sekali berbuat keji seperti itu kepada Silvyana? Ia sekarang dalam keadaan koma, aku tahu rahasiamu bersama Roxy bukanlah karena Silvy. Tapi, aku sendiri yang merekam video tersebut ketika ku mengunjungi Brixie. Silvyana menjadi teman setia yang mendengarkan ku saat ku jatuh mengetahui hal itu, bahkan dulu aku mengira Silvy di pecat oleh mu karena mengetahui hal ini. Namun, Silvy tidak mengetahui hal tentang ini selain dariku secara langsung. Dan tahukah kau? Saat kau mencoba membunuh Silvyana, ia sedang mengandung tiga bulan’ -Deborah.

Seketika Ken terdiam kaku, tangannya mengepal geram, dadanya pun terasa sesak.

“FUCK!!” Ken membanting laptopnya, ia meremas rambutnya, Ken frustasi menyadari kesalahan besar yang ia lakukan. Tak di pungkiri, sosok Ken yang kejam membutuhkan seorang keturunan untuk penerus bisnisnya. Banyak wanita yang ingin bercinta dengannya, namun, hanya Silvy yang dapat menerima semua kekurangan dan kelebihan Ken. Bahkan Ken menyesal ketika mengetahui Silvy menutupi kehamilan anaknya demi menjaga baik hubungan dirinya bersama Deborah. Kini Ken terduduk lemas frustasi memikirkan cara bagaimana agar Silvy kembali pulih dari komanya.

Dua minggu berlalu....

Pagi hari yang cukup cerah menyambut rutinitas agar lebih bersemangat, Deborah bersiap diri untuk mengunjungi Silvyana di rumah sakit.

MR.KEN LOUIS ( 21+ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang