Kenapa? (WARNING 21+)

1.6K 71 10
                                    

Ledib pov:

Di tengah keheningan malam, di temani secarik kertas di tangan, Ledib termenung di samping makam neneknya sendirian. Tidak ada sepercik rasa takut di hatinya meskipun dirinya benar- benar seorang diri di sana.

Perasaan takut telah digantikan dengan kemarahannya terhadap takdir yang Tuhan berikan. Cowok itu seolah mendapat tamparan keras di lubuk hatinya. Dunia seakan berhenti saat itu juga. Tidak ada lagi keinginan untuk menjadi apa yang orang tua inginkan.

Dunia seolah tidak ingin melihatnya bahagia. Setiap Ledib mencobanya alam selalu tidak merestuinya. Ledib ingin merasakan apa yang anak-anak lain rasakan. Dia juga manusia biasa yang butuh kehangatan. Ledib ingin, tapi dunia belum mengizinkan. Setiap tarikan napainya terasa begitu menyakitkan.
Kenapa Tuhan? Kenapa harus dirinya yang menanggung semuanya?

"Nenek.."

Cowok itu meremas tanah makan neneknya yang berada di hadapannya.
Kedua mata memanas. Dia benar-benar hancur sekarang.

Tangannya kini beralih memegang nisan dengan eratnya. Tatapan matanya kosong, hatinya dihantui berbagai macam rasa takut.
Tiba-tiba saja pikirannya melayang ke arah papa dan mamanya yang begitu dirinya rindukan.

"Papa mau jagain Edib, kan?" Ledib mendongak, melihat kearah taburan bintang di hamoaran langit malam.

"Katanya, Papa mau naik pesawat bareng Edib sama Mama? Papa kapan pulangnya?"

Satu tetes air mata meluruh begitu saja membasahi pipi kanannya. Ledib menekuk kedua kakinya lalu menumpukan dagunya di sana.

"Aku mau ketemu kalian dulu."

Tidak ada isakan tangis yang terdengar. Hanya lelehan air mata deras yang memberikan bukti begitu sakitnya perasaan anak cowo itu.

"Kalian ngapain aja di sana?"

"Edib udah gede. Udah ngga mau mainan pesawat lagi. Edib cuma mau kalian balik ke sini dan kita bahagia sama-sana lagi."

"Dunia ini terlalu keras buat aku hadapi sendiri. Nenek udah ngga ada, dan aku benar-benar sendirian sekarang."

Tatapan mata cowok itu beralih menatap secarik kertas di tangannya. Ledib tahu ini semua adalah akibat dari kelalaiannya. Dia selalu menganggap remeh kesehatannya dan selalu membangkang setiap ucapan yang Ayon berikan.

Chronic Kidney Disease atau Gagal Ginjal Kronis.

Itulah nama penyakit yang dia derita.

***
21+

"Kamu kemana aja si, sayang, semalem? Aku telepon ga diangkat."ucap Ayon. Ia tentu saja tak tahu akan hal itu, karena Ledib menyembunyikannya.

"Gomennee sayangkuu, aku ketidurann :("

"Ada syaratnya kalo mau di maafin"

"Aku harus ngapain? Aku bakal lakuin." ucap Ledib, Dia sangat pede.

"I wanna kiss u, babee🥺" rayuan Ayon. Menggelikan, Ayon sengaja memasang muka lucu agar bisa melelehkan hati Ledib.

"Bukannya kamu uda sering?"

"Uhm, kali ini beda!"

"Yaud-"

/Kiss

Tanpa aba-aba dari Ayon, ia langsung memulainya hingga membuat Ledib terkejut.

"Mhhm"

Ayon kesusahan untuk masuk ke dalam mulut Ledib, dia memutuskan mengigit bibir bawah milik Ledib dan berhasil membuat Ledib untuk sedikit membuka mulutnya

Ayon dengan cepat memasukan lidahnya ke dalam mulut Ledib

"A-ah~ mhmm nghh~" desahan Ledib, di sela sela ciumannya.

Sekitar lima menitan telah berlalu, Ledib yang tak kuat menahan nafasnya lagi langsung memukul mukul kecil dada Ayon, mereka melepas ciuman mereka dan terlihat dua benang saliva yang terulur dari bibir keduanya.

"Mhmm~~ nghh~ hahh~? A-Ayon~ Hahh~"

Ayon membuka seluruh pakaiannya Ledib dengan cara merobeknya tanpa memperhatikan kondisi Ledib yang sudah horny berat.

"haha let's play"

*bruk*

Ayon mengangkat dan menjatuhkan Ledib diatas ranjangnya.

"ahh! S, sakit" rintih Ledib yang langsung ditindih Ayon, saat itu Ledib menggoda Ayon dan tanpa lama-lama Ayonpun menghisap nipple Ledib, ia menjilat dan sesekali menggigitnya, membuat Ledib mendesah kecil.

"A-ahhh~"

"hahh..~"

Ayon memegang pen1s Ledib dan mengocoknya.

"Ahh~ mhh-"

Ledib sedang menahan desahannya, ia tidak tahu apa yang Ayon lakukan. Ayon mempercepat tempo kocokannya yang membuat desahan Ledib makin terdengar jelas.

"Ahh~ Nghh~ Babe~ stop p-please! Mohon Ledib, ia merasa cape dengan itu.

"Hmm?

*croott

Muatan Ledib keluar mengenai Ayon.

Ayon mendorong Ledib dengan sedikit kencang dan wajah yang sangat panik,
ia keluar rumah dan segera pergi ke taman.

"Shitt, apa yang gue lakuin anj!? Gue kelepasan, maaf dib, gue khilaf.."

Tanpa sadar Ledib sudah mengikutinya daritadi dan mendengar apa yang dia omongkan.

"Gapapa sayang, aku suka, aku suka itu.." batin Ledib. Tak tahu kenapa, ia melihat Ayon dengan wajah penuh penyesalan.

"Yon, isokey, aku memaafkanmu" ucap Ledib, sembari mendatangi Ayon yang tengah duduk dengan penyesalan.

Ayon menangis di pelukan Ledib, ia menenangkan Ayon hingga akhirnya Ayon sedikit tenang.

Ayon meminta maaf dan tentu saja Ledib memaafkannya, mereka pulang ke rumah masing-masing dan mencoba melupakan itu.

***

"Karena kondisi kamu yang perlu segera menjalani cuci darah, maka kamu akan melakukan operasi kecil untuk pembuatan akses pembuluh darah dengan kateter double lumen terlebih dahulu. Setelah beberapa minggu, kami akan melakukan operasi AV Vistula yang ideal untuk waktu yang panjang."

Ledib menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal ketika dokter perempuan di hadapannya itu menjelaskan tentang pengobatan yang harus ia lakukan. Sejujurnya, ia tidak paham dengan istilah-istilah yang dokter itu ucapkan.

"Saya ngga paham" tukas Ledib, masih dengan ekspresi yang itu-itu saja. Datar.

***

Yo minna, mungkin satu episode lagi bakal tamat
Karena gue bakal sibuk, dan bakal kehabisan ide kalo terlalu lama,
Sebenarnya ada alasan lain, gue makin hari makin cape untuk ngejalanin hari, kondisi gue semakin down wkwk

Jadi sebaiknya, besok atau kapanpun gue sempet, gue bakal end ceritanya.

Dan kalau kalian masi ingin gue melanjutkan ceritanya, gue bakal bokin s2 nya.
Jangan lupa untuk vote gue dan terimakasih.

Ayon & Ledib [YTMCI] [BxB] [Ledib X Ayon] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang