11. dia mariyyan

18 2 0
                                    





♪♪♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Mereka semua duduk dengan kepala yang tertunduk dikursi rumah sakit.

Srak!

Tubuh shera ditarik dengan kasar. Ternyata jauzan. Jauzan dengan mata yang penuh amarah dan tangan yang mencekram keras bahu sherana.

"SEMUANYA GARA-GARA LO!,"

bugh!!

Tubuh jauzan bergeser, dan tangannya spontan melepas cengkramannya pada shera. Itu jazmi, ya, jazmi yang memukul jauzan, kembarannya sendiri.

"Lo gila?!! Shera juga ga sepenuhnya salah anjing!!" ucap jazmi dengan penuh emosi. Yasmine segera menghampiri kekasihnya dan mengusap punggung itu untuk menenangkan.

"Dia salah anjing!! Andai dia ga ngehayal seseorang yang disebut rakha rakha itu, mariyyan gabakal kayak gini! Mariyyan baru sembuh anjing!! Setelah kepalanya yang luka, sekarang apa?! Dia kena tembak anjing! Dia koma!! Dia butuh donor hati!!,"

"YA TETEP BUKAN SALAH SHERA JAUZAN! SHERA GA MINTA BISA NGEHAYALIN SESUATU SAMPE KAYAK GINI!! SHERA KESEPIAN!,"

"M-maksudnya? Hayalan? Gimana maksudnya? Gua ga paham," shera menggelengkan kepala prustasi. Ia memukul kepalanya sendiri. Aleeza segera menghentikan apa yang dilakukan oleh shera.

"Stop, stop," ucap aleeza ikut menangis melihat shera yang mengeluarkan air mata dengan deras.

Shera benar-benar menghentikan pukulan pada kepalanya itu. Namun, ia mendorong sosok aleeza, dan berlari secepat mungkin.

Aleeza ingin menyusulnya. Namun, adik dari si kembar menahan tangannya, lalu memeluk tubuh aleeza.

"Jangan dikejar, za. Kak shera butuh waktu sendiri," aleeza menurut, namun ia tetap menangis dengan sangat keras.

Dengan secara tiba-tiba, dokter dan para perawat disana berlari dengan kencang memasuki ruangan. Entah apa yang terjadi sekarang, mereka tidak tahu.

"Sus, sus! Ada apa, sus?" tanya jauzan dengan panik.

"Kami akan memberi tahu kalian. Tapi, tidak sekarang! Pasien harus segera ditangani," dengan lemas, jauzan menurut ucapan perawat itu. Ia terduduk dikursi panjang rumah sakit.

"Bang mari.., lo segitu cintanya sama shera, bang? Sampe lo rela, nyawa lo udah jadi taruhan berkali-kali,"

Flashback on.

Sanubari Yang Temaram [Huang Renjun Feat. Mark Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang