♪
♪
♪
♪
♪
♪Shera berjalan penuh semangat seraya menuruni tangga. Ntahlah, ntah mengapa ia lebih semangat hari ini.
"Kakek!" tanya Shera.
"Iya?"
"Rakha...., mana ya?" tanya Shera celingak celinguk mencari keberadaan rakha. Ia kira rakha sudah ada dibawah, namun ternyata tidak ada.
"Mungkin pulang." ucap john.
"Gitu ya? Yaudah deh." ucap Shera.
"Hm, makan dulu, berangkat biar kakek yang antar." ujar john. Shera pun hanya menurut.
Setelah makan selesai. Ia dan john langsung berpamitan pada neneknya.
♪♪♪
Setelah sesampainya disekolah Shera menuruni mobil sang kakek dengan perasaan yang sangat amat senang. Tiba-tiba..
"SHERAA!" aleeza memanggilnya. Ia langsung membalikkan badan. Dapat ia lihat, Aleeza, Aleena, Yasmin, Olivia, berlari kearahnya seraya merentangkan tangan.
Buk!
Shera hampir terjatuh jika ia tidak menahannya.
"Lo udah baikan?" tanya oliv setelah melepas pelukan. Bukannya menjawab, ia malah menatap segerombolan laki-laki. Lebih tepat perkumpulan jauzan. Namun ia tidak melihat rakha.
"Sher!" Shera terlonjak kaget.
"A-apa?" tanya Shera yang masih terkejut.
"Lo kenapa dah? Melamun mulu." udah Yasmin.
"Rakha...., mana?" sekali lagi Shera tidak menjawab, ia malah bertanya pada sekumpulan jauzan yang sudah berhenti didepan dia.
Jauzan tidak langsung menjawab. Ia malah saling menatap satu sama lain pada teman-temannya dengan tatapan bingung.
"E-emm, rakha belum datang kali!" ucap haikal membantu jauzan. Shera mengerutkan keningnya.
"Tumben?" tanya Shera lagi.
"Ya gatau lah, gua bukan emaknye." ucap haikal.
Plak!
Haikal mendapatkan pukulan dari oliv kekasihnya. Ia hanya menunjukkan cengiran saat mendapatkan pukulan dan delikan dari kekasihnya.
"Udah-udah, kita ke kelas." ucap jazmi menengahi.
♪
♪
♪
♪
♪
♪Bel masuk mulai terdengar, semua murid yang berada diluar berbondong-bondong memasuki kelas dengan cepat. Terkecuali yang sering bolos. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki terdengar mendekati kelas. Itu guru yang mengajar hari ini.
"Baik anak anak, kita kedatangan dua murid baru, pindahan dari bandung. Nak, silahkan perkenalkan diri." ujar guru itu.
"Hai semuanya, gua hilmy." ucap laki-laki pertama, dia berkulit sangat putih. Ya, sampai ia disangka bahwa dia memiliki darah keturunan luar negeri, padahal tidak.
"Gua willy." ucap singkat, laki-laki berkulit agak gelap. Namun manis, sayangnya dia selalu menunjukkan wajah datarnya. Matanya manatap sekeliling. Tiba-tiba ia menemukan seseorang yang menjadi incarannya akhir-akhir ini.
"Sudah ku bilang, kau itu sudah ditakdirkan untuk ku." batin willy.
"Bertemu lagi, sayang." batin hilmy menyeringai.
♪
♪
♪
♪
♪
♪Hai guys, apakabar? Baik kan?
'Gimana harinya?' - jauzan.
Ditanya tuh, wkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanubari Yang Temaram [Huang Renjun Feat. Mark Lee]
Fiksi Penggemar[ GANTI JUDUL, DARI 'AKU? ANAK TENGAH?' MENJADI 'SANUBARI YANG TEMARAM' ] *** "Kenapa semua jadi kayak gini?" *** "Selama ini, orang orang nganggep gua itu gila ya?" *** "Hai Riyan, makasih atas semuanya..." *** [BUKAN LAPAK PLAGIAT!!]