n o l s a t u

7 5 1
                                    

Kalara sudah beberapa kali menghela nafas kasar, bosan dengan suasana yang di rasakannya. Merasakan kesepian di khalayak ramai itu adalah tahapan hidup yang menyakitkan. Berada di tengah-tengah pesta pernikahan ayahnya dengan wanita pilihannya setelah ibunya.

Kalara berusaha untuk kuat menghadapi semuanya, karena ini juga untuk kebahagiaan ayahnya. Sebentar lagi dia memasuki usia dewasa, dan pastinya dia tidak selamanya bisa berada disisi sang ayah.

Tante Yuni, atau sekarang dia memanggilnya Mama Yuni? Seorang wanita lemah lembut yang Kalara akui memang sangat baik kepadanya. Wanita cantik pemilik toko bunga di perempatan dekat dengan SMA Pramudya. Memiliki seorang anak laki-laki yang saat ini berumur 19 tahun, dua tahun diatas Kalara.

“Ala?”

Kalara menoleh kearah suara yang memanggilnya, dia Jax Ghamara. Laki-laki yang memang sedang dekat dengan dirinya akhir-akhir ini.

“Ghama kok ada disini?” tanya Kalara sedikit kaget.

“Gue temen anaknya Tante Yuni,” jawab Ghama lalu ia mendudukkan dirinya tepat di kursi sebelah Kalara.

“Temennya Kak Kenzel?”

Ghama mengangguk, menatap gadis di depannya dengan pandangan kagum sekaligus sakit, “Ala kuat, ya?” Ghama meraik jemari mungil Kalara.

“Nggak Gham, gue gak sekuat itu.” Kalara menundukkan kepalanya, menahan sesak di dada. Tapi bagaimanapun juga dia harus ikhlas, dia tidak boleh egois. Ayahnya berhak untuk bahagia setelah merasakan kehilangan beberapa tahun silam.

“Gapapa, ada gue La. Gue selalu ada kalo lo emang butuh gue.”

“Makasih Gham.”

“Jax dateng kapan?” tanya Kenzel sembari bergabung dengan mereka berdua.

“Oh baru aja sih,” ujar Ghama.

“Kalian saling kenal?”

Ghama dan juga Kalara saling melempar tatapan, “Ya gitu deh,” jawab Ghama, sedangkan Kalara hanya mengangguk pelan.

“Jangan macem-macem lo sama adek gue,” ujar Kenzel penuh peringatan.

Sedangkan Kalara, dia sedikit kaget sekaligus senang. Rasanya di perhatikan oleh seorang kakak ternyata seperti ini. Oke, dia harus ikhlas dengan semuanya, mereka baik. Mereka tidak mungkin jahat seperti pada film-film.

Perbincangan mereka berlanjut, membahas tentang sekolah Kalara, perkuliahan Ghama dan juga Kenzel, dan masih banyak lagi. Sampai Kalara dan Kenzel di panggil untuk foto keluarga. Tidak lupa setelah itu juga Ghama memberikan ucapan selamat kepada orang tua mereka.

***

Jalan tiga bulan setelah pernikahan Mama Yuni dan Papanya, Maverick. Kondisi keluarga itu berjalan dengan semestinya. Kalara cukup merasakan senang berada di lingkungan ini. Mama Yuni yang baik, Kenzel yang perhatian, dan Papanya yang sama sekali tidak berubah, masih Papanya yang sangat menyayanginya dan tidak membedakan dirinya dengan Kenzel.

Setelah hari itu pun, Kalara kini jadi terbiasa membantu Yuni di toko bunganya setelah pulang sekolah. Kebiasaan baru yang membuat hidupnya tidak monoton seperti dulu. Saat dulu setelah pulang sekolah dia hanya akan rebahan atau paling tidak berjalan-jalan tanpa tujuan, dan paling mentok bekerja kelompok.

Lonceng pintu berbunyi, menandakan ada pelanggan yang memasuki toko. Dengan segera dia bangkit dari duduknya, menyambut dengan ramah pelanggan yang baru datang itu.

Our Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang