n o l l i m a

3 4 2
                                    

“Kenapa lo gak bilang kalo lo pindah sekolah kesini?”

“Lo gak nanya.”

Pojok UKS tempat andalan Denada bolos kini di tempati oleh dua orang yang sedang saling mencari kebenaran. Jika kalian berpikir bahwa Kalara yang mengajak sang murid baru untuk bolos, maka kalian salah besar. Karena si murid baru lah yang mengajak.

“Setelah hujan-hujanan kemarin, lo gak sakit kan?”

“Kai, please stop menanyakan pertanyaan retoris. Kalo gue sakit, gak mungkin gue ada disini, bolos sama lo.”

“tapi gue kemarin sempet di omelin sama Papa.”

“Kenapa? Jangan bilang lo gak di bolehin main lagi?”

“Bukan gitu, tapi gue itu sebenernya kemarin baru pulang dari rumah sakit.”

“Ck, ternyata rencana gue gak sematang itu. Tapi lo beneran gak papa kan?” tanya Kaisar, sedikit khawatir.

Eh bukan sedikit, tapi sangat khawatir.

“Gua gak papa kok, nih buktinya gue masih sehat wal'afiat sama lo,” balas Kalara.

Kaisar tersenyum kecil mempercayainya, walaupun tak ayal hatinya tetap merasa bersalah. Kemarin dia hanya sibuk memperkirakan cuaca dan juga keadaan, tanpa memperkirakan kesehatan si gadis manis. Untuk membunuh suasana hening, ia mengeluarkan airpods-nya  yang selalu ia bawa kemana-mana. Tidak lupa berbagai sebelah kepada gadis di depannya yang sedang duduk di ranjang UKS.

“CAS lagi? Ini judulnya apa?”

Sweet.

“Hah? Sorry?”

Sepertinya gadis di depannya ini salah paham, “Itu judulnya.”

“Lagu-lagu dari CAS emang kaya sama semua ya nadanya?”

“Heem.”

“Kenapa lo bisa pindah kesini? Dan sekarang lo kelas berapa?” tanya Kalara pelan.

“Gue di drop out dari Triyasa. Dan ibu gue nyuruh lanjut disini aja.”

“Kok bisa?"

“Gue di fitnah--”

Srekkk

Gorden pembatas antar ranjang UKS terbuka, memperlihatkan Denada dengan wajah datarnya.

“Pergi lo berdua, kalo mau pacaran jangan di tempat gue,” ketus Denada.

Muhun Nyai, silahkan beristirahat.” Kalara turun dari ranjang seraya membereskannya, takut sang penguasa marah.

***

“Awas lo jangan bolos lagi, Kai! Lo masih murid baru loh,” peringat Kalara sebelum benar benar berpisah dengan Kaisar yang akan menuju kelas 12.

“Oke, nanti pulang bareng, ya. Kabarin aja siapa yang duluan keluar kelas.”

Setelah itu Kaisar melambaikan tangannya dan berjalan menaiki tangga untuk ke kelasnya. Sedangkan Kalara berjalan lurus.

Tadi setelah dari UKS mereka memutuskan untuk ke kantin, di kantin mereka melanjutkan perbincangan. Tentang sekolah lama Kaisar, menggosipkan Denada, dan yang paling dominan adalah membahas tentang hari kemarin.

Dimana Kaisar mengajak Kalara, hujan-hujanan. Kalara masih tidak mengerti apa yang di lakukan anak konglomerat itu. Dia tidak paham dan tidak peka.

Our Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang