1.𝐷𝑢𝑑𝑎 𝐴𝑟𝑜𝑔𝑎𝑛

3.2K 1K 9
                                    

»»--𝑃𝐸𝑅𝐻𝐴𝑇𝐼𝐴𝑁--««

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

»»--𝑃𝐸𝑅𝐻𝐴𝑇𝐼𝐴𝑁--««

❝𝐶𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝐽𝑖𝑖, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑘𝑜ℎ, 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡, 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑚𝑎 𝑖𝑡𝑢 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑎𝑗𝑎𝑎𝑛.❞

𝐻𝐴𝑁𝑌𝐴 𝐶𝐸𝑅𝐼𝑇𝐴 𝐹𝐼𝐾𝑆𝐼

🅕︎🅞︎🅛︎🅛︎🅞︎🅦︎
🅥︎🅞︎🅣︎🅔︎
🅚︎🅞︎🅜︎🅔︎🅝︎

Seorang pria dengan gaya rambut disisir kesamping serta berjenggot tipis, memancing keributan. Membuat beberapa pengunjung Klinik jengah. Akibat keributan yang terjadi membuat beberapa orang berkerumun, termasuk satpam.

Netra hitam kecoklatan pria itu menatap resepsionis, tatapan menusuk penuh emosi. "Panggilkan Dokter, sekarang!" Intonasi suara kian melengking.

Vera–resepsionis Klinik Gigi hanya mampu menunduk, sekedar menatap wajah garang pria itu saja dia takut. "Tapi...."

Ucapan Vera terhenti, dikala gebrakan kuat menusuk indra pendengaran. Dengan sigap pak Goro, selaku keamanan menahan kemarahan Arjuna–pria pencipta keributan.

Suara heels sepatu terdengar mendekat. "Pak, tolong lepaskan." Pak Goro yang mendengar perintah atasan sekaligus pemilik Klinik tempat dia bekerja pun membungkuk, lalu melepaskan pria pembuat onar.

Alisha Nadira, wanita berusia 27 tahun. Dia Dokter Spesialis Gigi, sekaligus pemilik Klinik Dental Health. Jas putih tulang yang Alisha kenakan, serta pasmina kecoklatan menambah karismanya.

Alisha menangani pasien di ruang pemeriksaan, akan tetapi keributan membuatnya terpaksa menunda pekerjaan mulianya.

Wanita berhijab pasmina sedikit mendongak, netranya dan Arjuna bertemu. Pria berjenggot tipis menatap Alisha dengan tatapan tajam lagi menusuk, lirikan itu tak membuat Dokter Gigi gentar.

Berpendidikan, tapi....

Alisha bersidekap dada. Dilihat dari penampilan pria itu rapi, sepertinya pria berpendidikan, akan tetapi tingkah Arjuna seperti pemuda pubertas.

Alisha menaikkan sebelah alis yang tak setebal milik pria itu, Arjuna menunjuk tepat pada anak kecil di kursi tunggu. Anak itu menangis memegangi pipi mungilnya, dia yang sempat terabaikan akibat keributan.

Sekarang Alisha mengerti kenapa pria berjenggot tipis bertindak gegabah, tapi tindakan Arjuna tak bisa dibenarkan. Jika sendari awal Arjuna mengutarakan keadaan darurat, bisa saja dokter di Klinik mengesampingkan pasien lain, demi mengobati pasien yang jauh lebih memerlukan pertolongan.

Duda Arogan (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang