13.𝐷𝑢𝑑𝑎 𝐴𝑟𝑜𝑔𝑎𝑛

1K 670 4
                                    

🅕︎🅞︎🅛︎🅛︎🅞︎🅦︎🅥︎🅞︎🅣︎🅔︎🅚︎🅞︎🅜︎🅔︎🅝︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🅕︎🅞︎🅛︎🅛︎🅞︎🅦︎
🅥︎🅞︎🅣︎🅔︎
🅚︎🅞︎🅜︎🅔︎🅝︎

Setelah kemarin menghabiskan weekend, kini sudah kembali beraktifitas seperti biasa. Kebetulan hari ini Klinik tidak seramai biasanya, jadi Alisha memiliki waktu senggang. Dia berniat makan siang di tempat mie ayam langgannya.

Namun saat mendekati area sekolah dasar, Alisha mendapati banyak sekali orang yang berkerumun. Mengakibatkan jalanan terhalang.

"Pak, didepan ada apa yah?" tanya Alisha kala melihat bapak-bapak yang kelihatan panik.

"Ada anak SD yang ketabrak, Mba. Ini saya mau menghubungi ambulans," beritahu bapak berkaos merah.

"Inalillahi." Alisha menepikan mobilnya, dia berniat melihat keadaan anak yang dimaksud.

Beberapa pengendara dan warga sekolah ikut berkerumun, Alisha menerobos gerombolan orang-orang. "Permisi."

"Anya?" Lavanya terbaring tak berdaya, cairan merah terus mengucur dari kepalanya.

"Ka Sha? Ka tolong. Tolongin Anya Ka." Tiara histeris meminta Alisha menolongnya.

Tangan Tiara bergetar, menahan agar cairan berhenti keluar dari kepala Lavanya. Pakaian Tiara dipenuhi darah segar.

"Sabar, Mba. Ambulans-nya sudah saya hubungi," celetuk bapak paruh baya yang tadi memberitahu insiden ini ke Alisha.

"Pak, tolong amankan anak-anak. Jangan biarkan mereka berkerumun, apalagi di pinggir jalan. Takutnya hal yang tidak diinginkan terulang kembali." Satpam mengikuti ucapan Alisha. Anak-anak diamankan ke area sekolah, tidak ada yang diizinkan menyaksikan kejadian.

"Tolong jangan berkerumun," pinta Alisha. Berkerumun membuat suasana semakin mencekam. Pasokan udara menipis, tentu akan mengakibatkan korban sulit bernapas.

Satpam sekolah membantu mengkondisikan tempat. Ada beberapa orang yang mengerti dan berinisiatif meninggalkan keramaian.

Alisha merobek sebagian pashmina-nya, melilitkan di kepala Anya yang mengeluarkan banyak darah. Berharap bisa menghentikan pendarahan.

"Bapak-bapak tolong bantu bawa ke mobil saya," pinta Alisha, mengarahkan ke mobilnya.

Menunggu ambulans sama saja dengan membiarkan Anya menderita, menanggung rasa sakitnya sendiri. Alisha tak akan setega itu. Dia dan Tiara membawa Anya ke rumah sakit terdekat, Alisha melajukan mobil diatas kecepatan rata-rata.

Alisha melihat keadaan Anya dari kaca spion tengah. "Ra, Anya harus tetap sadar."

Meski Alisha hanya seorang dokter gigi, tapi dia memahami kondisi sekarang. Dia pernah mempelajarinya semasa kuliah dulu.

Tiara mengangguk. "Anya, jangan tutup matanya." Dia menepuk-nepuk pelan pipi Lavanya, tak segan mencubitnya agar gadis itu tetap sadarkan diri.

"Anya masih bisa denger Aunty kan?" tanya Tiara, disusul deraian air mata. Anya mengangguk pelan.

Duda Arogan (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang