18.𝐷𝑢𝑑𝑎 𝐴𝑟𝑜𝑔𝑎𝑛

1K 590 13
                                    

🅕︎🅞︎🅛︎🅛︎🅞︎🅦︎🅥︎🅞︎🅣︎🅔︎🅚︎🅞︎🅜︎🅔︎🅝︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🅕︎🅞︎🅛︎🅛︎🅞︎🅦︎
🅥︎🅞︎🅣︎🅔︎
🅚︎🅞︎🅜︎🅔︎🅝︎

Suara pintu mobil ditutup kencang, terdapat amarah yang tertahan. "Habis dari mana?!" tanya Arjuna emosi.

Bagaimana tidak, Arjuna mencari keberadaan adiknya di rumah orang tua mereka, menanyakan ke setiap teman Tiara yang dia kenal, dibantu Alisha. Namun, hasilnya nihil. Bukannya mengetahui keberadaan Tiara mereka justru mendapatkan rasa lelah.

Putus asa, lalu keduanya memilih mampir ke rumah Arjuna sekedar mengistirahatkan diri. Setibanya di kediaman Arjuna, mereka berpapasan dengan sebuah mobil Sedan berwarna merah. Dari mobil keluarlah Tiara, orang yang mereka cari sendari tadi.

"Punya HP kan? Gunanya apa kalau gak di pakai." Menunduk, hanya itu yang dapat dilakukan Tiara. Kelewat takut jika harus bertatapan dengan abangnya.

"Kamu nggak tahu 'kan kita semua di sini khawatir," lanjut Arjuna. Meluapkan kekesalan.

Memberi kabar pada orang rumah atau keluarga sangatlah penting dan Tiara tidak melakukannya. Terlihat sepele tapi tanpa disadari penting dan berpengaruh besar.

"M-maaf," cicit Tiara hampir tak terdengar.

"Maaf kamu bilang?" Arjuna memijat pangkal hidungnya sembari menggelengkan kepala, tak habis pikir.

Jari Arjuna terkepal kuat, dia harus segera melampiaskan kemarahannya, sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi. "Lain kali, nggak usah pulang sekalian!" Pergi dari hadapan adiknya.

Kelemahan Arjuna ialah tidak bisa menahan amarah atau memendamnya. Dia harus melampiaskan kemarahannya, entah dengan kata-kata menusuk ataupun menghancurkan barang disekitar. diluar kendali Arjuna, dulu sempat amarahnya membuat dirinya menyakiti orang-orang tersayang.

Semenjak itu jika kemarahannya memuncak Arjuna akan pergi dari keramaian, mencari tempat sepi agar bisa melampiaskannya.

"Tiara," sapa Alisha lembut.

Sang pemilik nama merasa terpanggil, memberanikan diri mendongak. Melangkah gontai, setelahnya memeluk Alisha dengan erat.

Alisha gagal fokus dengan cara jalan Tiara, seperti orang yang menahan rasa sakit di sekitar pangkal paha. Namun teralihkan saat tangisan Tiara pecah dalam dekapannya.

Alisha membiarkan tangis Tiara reda, mengusap pelan surai gadis itu. Sedikit heran. Tiara anak kuat dan pemberani tapi kenapa hanya sekali bentakan dari Arjuna dapat membuat gadis itu menangis. Bisa dikatakan tadi kekhwatiran Arjuna yang ditutupi dengan bentakan.

Terdengar sangat amat pilu dan mengiris hati, bukan tangisan biasa.

Alisha bertanya-tanya di benaknya. Ini akibat dimarahi Arjun atau memang dia memiliki masalah lain di luar sana? 

"Are you in good?" Alisha merasakan pergerakan kepala Tiara turun naik di pelukannya, bak anggukan.

Melepaskan dekapan mereka. "Bohong," ucap Alisha sembari menoyor kepala Tiara, memberikan pelajaran pada orang yang suka memendam masalah sendiri. "Ayo cerita," lanjut Alisha, kali ini mendapatkan gelengan kuat dari sang empunya.

Duda Arogan (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang