Jogja masih basah. Hujan baru saja reda. Mendung bergeser dengan senja yang amat indah. Aku masih dihadapan nenek yang menutup kisah Candi Prambanan versinya. Versi yang amat aku sukai.
Aku membenarkan jaketnya. Udara makin dingin. "Mbah, apakah Roro Jonggran akan selamanya jadi batu?" tanyaku.
"Sopo seng ngerti, Le," jawabnya.
Aku kembali menatap langit. "Andai Damar Maya tak terpengaruh oleh ramalan tentang bidadari itu, mungkin Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso bisa bersatu."
"Lek ngunu Candi Prambanan ndak bakalan berdiri."
"Benar juga," sahutku.
Mbah tiba-tiba menggenggam tanganku. "Cinta itu sebenarnya sederhana. Pikiran manusialah yang membuatnya komplit. Ketakutan dan dendam memperbesar ego kita. Cinta adalah kesempatan untuk bahagia. Jadi ambil kesempatan itu, jangan biarkan ketakutan dan dendam menguasaimu."
Aku tersenyum mendengarnya. Lalu memeluk nenekku itu dengan penuh kasih.
"Mungkin Bandung telah kembali ke Prambanan setelah sukma Raja Jin jatuh ke neraka. Mungkin dia telah mencium arca Roro Jonggrang dan mematahkan kutukannya sendiri. Mungkin mereka telah bersatu. Mungkin kisahnya berakhir bahagia. Mungkin."
Mungkin.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
The Legend of Prambanan
Short StoryIni kisah cinta antara Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Pasti semua orang tahu kalau legenda candi Prambanan, candi yang merupakan bukti cinta Bandung Untuk Roro. Cinta yang bertepuk sebelah tangan. Tapi, itu hanyalah legenda. Bagaimana jika wa...