Tidak pernah disangka bagi eight harus rela mengorbankan kuliahnya demi menghidupi keluarganya yang tengah bangkrut dan mengurus pengobatan ayahnya yang menderita penyakit jantung.
Eight seorang laki-laki kurus dan manis harus bekerja di perusahaan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐸🐶
Eight berjongkok di depan meja miliknya karena merasa perutnya sangat sakit, dia berangkat pagi-pagi sekali karena tidak mau pergi ke kantor bersama mingkara jadi laki-laki manis itu tidak sempat untuk membuat sarapan atau beli sarapan di jalan.
Kali ini dia harus menuju ruang kesehatan untuk memeriksa keadaan perutnya, dan tidak lupa pergi ke kantin untuk membeli sarapan pagi. Eight berjalan menuju ruang kesehatan sembari memegangi perut miliknya, dia melihat ke setiap sudut ruangan mencari keberadaan mingkara ternyata bosnya yang saat ini menjadi pacarnya itu belum sampai di kantor.
"Lo kenapa?" Tanya dika yang tiba-tiba saja berada di belakangnya, dika mengikuti eight yang sedari tadi berjalan menuju ruang kesehatan sembari memegang perutnya.
"Sakit perut"
"Berak lah cinta"
"Kalo gue mau berak ngapain kesini? Ini sakit perut beda rasanya"
"Pasti belum sarapan kan lo, sono periksa gue beliin makanan dulu buat lo"
"Makasih banyak ya pak dika" ucap eight sembari tersenyum lalu masuk kedalam ruang kesehatan.
Sekitar dua puluh menit berada di ruang kesehatan dia pun keluar sembari membawa obat yang diberikan oleh dokter. Dia berjalan mengikuti lorong kantor untuk mencari keberadaan dika yang tadi bilang mau membelikan sarapan untuknya. Tiba-tiba saja laki-laki berhidung bangir itu keluar dari dalam lift sembari membawakan bubur ayam.
"Nih makan, pasti sakit lambung lo ya" tanya dika sembari memberikan plastik bubur yang dia bawa.
"Iya tumbenan gue sakit perut gara-gara ga makan"
"Banyak pikiran lo, mikirin apaan si?"
"Arjuna dia...."
"Ngapain kalian berduaan disini?" Suara seseorang yang tidak asing memenuhi pendengaran eight dan dika, dia adalah mingkara yang tiba-tiba saja berada di depan mereka berdua.
