Prologue

145 4 0
                                    

Sruk!

Nara menjatuhkan beberapa lembar kertas saat dia membersihkan meja yang dulunya digunakan oleh mendiang Ayahnya untuk belajar.

Gadis itu mengerutkan keningnya.

"Ini kertas yang bakal dibuat buku sama Papa kan?" gumannya kemudian mengambil beberapa lembar kertas berisi tulisan tangan Ayahnya.

"Choi's Company?"

Bukankah Choi's Company, perusahaan paling besar di Korea Selatan? Ini membuat Nara penasaran lalu membaca isi dari kertas kertas yang dia ambil.

Choi's Company adalah perusahaan yang sangat besar. Namun, banyak rahasia kelam yang saya ketahui di perusahaan itu.

Mereka menggunakan kekuatan uang untuk menyingkirkan pesaing perusahaan lain, dengan cara licik yang akan saya tulis di halaman selanjutnya.

Saya disini hanya ingin menyampaikan bagaimana perusahaan itu bisa jadi perusahaan terbesar di Korea Selatan.

Mereka menjual rokok kepada pelajar atau anak dibawah umur, membuka situs judi, pengedar narkoba, dan yang lebih parah yang saya ketahui.. Mereka juga tidak segan untuk membunuh dan menjual organ manusia di dark web.

Nakamoto.

"Kertas kertas ini mungkin bisa jadi petunjuk buat nyari keberadaan Papa."

Gadis itu merasa tidak aman jika kertas itu dia buang, jadi Nara menyimpan kertas kertas berisikan tulisan informasi dari ayahnya didalam kotak dan menaruhnya di lemari kamarnya.

"Aduh udah jam segini!" Seru Nara setelah melirik jam yang menunjukkan pukul 15.26 lalu bersiap untuk pergi kerja part time di minimarket dekat sekolahnya.

── ⋆⋅•⋅⋆ ──

Hujan deras mengguyur seluruh kota, lalu lintas menjadi sangat padat bahkan susah untuk menyebrang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan deras mengguyur seluruh kota, lalu lintas menjadi sangat padat bahkan susah untuk menyebrang jalan.

"Lampu nya belum merah." ucap cowok yang menarik tangan Nara mundur dari zebra cross, payung nya juga hampir terjatuh.

Jantungnya berdebar tidak karuan karena nyaris ia ditabrak mobil, muka Nara merah karena malu, dia tidak fokus akhir akhir ini karena banyak pekerjaan dan juga, ah belakangan ini sering hujan.

"Maaf, makasih." balas Nara membungkuk pada cowok rambut belah tengah itu dengan sopan.

"wow ganteng euy." Seperti nya Nara merasa beruntung diselamatkan oleh orang tampan macam ini.

Cowok itu mengangguk singkat lalu memasang earphone di telinga nya sembari menunggu lampu lalu lintas merah agar bisa menyebrang.

Tapi kemudian cowok itu seperti menatap Nara dari belakang, lebih tepatnya menatap bokong Nara.

𝐎𝐧𝐥𝐲 𝐘𝐨𝐮  | Choi Yeonjun ②Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang