Happy reading ❤️🔥
^^^
"Rambut aku udah panjang banget ya? Aku juga keliatan jelek ada kumis tipis yang tumbuh di atas bibir ini" Ucap Atlas pada Nabella, sambil berkaca pada kaca kecil yang ada kamar mandi.
Nabella yang sedang memotong buah di lantai depan kasur hanya menoleh ke arah Atlas yang berada di kamar mandi tanpa menutup pintu kamar mandi karena pria itu hanya berniat berkaca untuk melihat wajahnya.
Merasa tidak direspon Atlas membalikan badan lalu berjalan mendekat Nabella yang terlalu fokus pada buah-buah di piring. "Issh aku lagi tanya kamu loh" Ujar sebal Atlas seraya duduk di atas kasur menghadap Nabella
"Bagus kok rambut kamu, nggak terlihat jelek juga. Biasa aja" Nabella terlalu santai untuk berkomentar tanpa melihat dampak apa yang terjadi pada Atlas.
Biasa aja? Apa selama ini aku tidak tampan? Apa pria yang di wallpapernya jauh lebih tampan?
Atlas sempat tidak sengaja melihat wallpaper ponsel Nabella saat ponselnya menyala karena sebuah pesan. Tetapi Atlas tidak fokus pada pesan yang masuk, melainkan pada foto pria yang sedang terlihat bengong seraya memegang gelas berisikan kopi.
Dia tidak tahu siapa pria itu, tetapi ia cemburu pada foto pria yang menjadi wallpaper ponsel Nabella. Atlas sempat bertanya-tanya siapa pria itu? Apa dia kekasih Nabella? Atau hanya pria tidak jelas?
Atlas juga melihat pria itu memiliki potongan rambut yang rapi dan tidak panjang. Bahkan wajahnya terlihat bersih dan putih, terlebih tidak ada kumis diatas bibirnya.
Pria itu mulai berspekulasi, apakah Nabella menyukai pria dengan potongan rambut yang rapi, wajah yang bersih, tidak ada kumis. Pasalnya Zidan juga memiliki rambut yang terbilang cukup rapi dan tidak memiliki kumis di wajahnya.
Atlas mulai overthinking dan merasa insecure, karena dia terlihat kusam, terlihat tua, tidak tampan, tidak rapi. Pokoknya semua pikiran negatif mulai bermunculan.
Padahal wajah kusam dan terlihat tua itu karena dampak dia memakai narkoba.
"Bella apa aku terlihat biasa aja di matamu? apa aku tidak tampan?" Tanya Atlas dengan harapan bahwa Nabella akan berkata bahwa dirinya tampan.
Nabella mulai menatap Atlas juga menatapnya. Ia mulai menyusuri wajah Atlas, jika dilihat dengan baik. Atlas terbilang pria yang sangat tampan.
"Kamu tampan kok, kenapa memangnya?" Tanya balik Nabella yang merasa Atlas hari ini terlihat aneh.
Atlas menggeleng, tetapi beberapa detik kemudian pria itu kembali bertanya "Apa kamu suka cowok berkumis?"
Jidat Nabella mengerut, perempuan itu bingung dengan pertanyaan Atlas yang terbilang random. "Nggak, aku nggak terlalu suka cowok berkumis" Jawaban Nabella membuat Atlas semakin overthinking.
Ekspresi murung tercetak jelas di wajah Atlas, Nabella benar-benar bingung dengan setiap pembicaraan ini.
"Kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran kamu?" Tanya Nabella seraya bangkit dan duduk disamping kanan Atlas
"Bella aku ingin potong rambut dan kumis" Baru Nabella ingin berkata akan meminta bantuan penjaga untuk memotong rambut Atlas, tetapi Atlas lebih dulu berkata bahwa dia ingin dirinya yang melakukannya "Aku mau kamu yang potong"
"Tapi aku nggak bisa potong rambut, takutnya nanti jelek" Atlas menggeleng "Pokoknya mau kamu" Mau tak mau Nabella mengiyakan, dan berdoa agar potongannya tidak buruk
"Mau potong rambut di dekat taman apa disini?"
"Disini"
Nabella berdiri lalu keluar dari kamar Atlas untuk mengambil gunting. Tidak lama perempuan itu datang sambil membawa gunting dan kain putih untuk menutupi tubuh bagian depan Atlas agar potongan rambutnya tidak masuk kedalam baju.

KAMU SEDANG MEMBACA
ATLAS (TERBIT)
Roman pour Adolescents☠️WARNING : TYPO BERTEBARAN 📍Cerita ini sudah terbit! 📍Novel tersedia di Gramedia dan semua E-commerce! Menceritakan kehidupan Atlas Guallin Dexter, seorang anak tunggal yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba dan tindakan pembunuhan bere...