Part 5 Eye Contact

83 4 0
                                    

Happy reading 🔹🔹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🔹🔹

Jangan lupa tinggalkan jejak 😍

.

.

.

Satu minggu berlalu..

" malem ini, lo sibuk ra?"

Saat ini jam istirahat tengah berlangsung keduanya sudah tiga menit berada dikantin lantai satu.

" nggak. Rumah sepi, kenapa?"

" kerumah ya, mau cerita," ujar syila kemudian kembali terdiam. Nara menghela napas lega inilah yang ia tunggu-tunggu dari kemarin. Menantikan syila menceritakan apa masalahnya yang membuat gadis itu murung sedari kemarin.

" nanti malem gue nginep," tungkas nara.

" thanks."

Keduanya kembali diam sama-sama memandang kearah depan yang merupakan lapangan out door. Ditengah lapangan beberapa siswa tengah bermain basket untuk mengisi waktu istirahatnya.

Lihat, sama-sama memiliki sikap dingin membuat mereka jarang mengobrolkan hal yang menurutnya tak penting. Mereka hanya akan mengobrol jika perlu dan penting selain itu, mereka hanya akan sama-sama diam seperti saat ini.

Gadis bersurai cokelat alami itu menyadari beberapa sorot mata disekitarnya yang memperhatikannya hal yang membuatnya risih.

" Ra, balik kelas yuk."

Seakan tau apa yang sang sahabat pikirkan gadis datar itu membawa netra tajamnya menyorot sekitar dan benar saja sorot mata sedari tadi tertuju pada keduanya kini menghilang. Mereka kompak membuang pandangan kearah lain saat nara menatap balik mereka.

.

.

.

12 ipa2

Ruang kelas terisi sebagian siswa-siswi, mereka asik bergurau maupun mengobrol satu sama lain. Cukup bising. Namun suasananya seketika hening menyisakan suara jam dinding yang berdetak saat kedua bad girl itu memasuki kelas. Mereka yang tadinya mengobrol dengan suara keras, kini terdengar seperti bisik-bisik.

Tentu saja itu karena adanya nara. Karena bagi mereka nara itu seram. Bahkan wajahnya yang selalu datar tak menampilkan ekspresi.

Hingga keduanya melangkah beriringan menuju bangkunya. Gadis bernetra cokelat cerah itu bertubrukan dengan netra hitam pekat milik seseorang yang duduk tepat dibelakang bangkunya. Tatapan keduanya terpaku satu sama lain untuk kedua kalinya.

Tidak ada yang memutuskan kontak mata. Sampai akhirnya nara maupun juan menyadari hal itu terlihat sangat jelas karena posisi syila yang masih berdiri.

Syila Sellara [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang