Happy reading gusy 🔹🔹
Jangan lupa votmen nya 😍
.
.
.
Keesokannya harinya. Hari dimana saatnya para pelajar berjemur ditengah teriknya matahari. Upacara akan dimulai lima menit lagi.
Farel selaku ketua osis pemuda itu tampak mondar-mandir guna memastikan semua siswa maupun siswi sudah berkumpul ditengah lapangan. Dengan kesabarannya pemuda itu dapat menyelesaikan tugasnya sepuluh menit kemudian. Upacara pun segera dimulai.
.
.
.
.
Upacara terlaksanakan dengan lancar tanpa kendala. Siswa-siswi berhamburan kesana kemari. Ada yang segera masuk kelas, ada juga yang mampir kekantin, maupun asik duduk dikoridor dan dipinggir lapangan.
Lain halnya dengan syila, nara, juan, oky, aji, nathan, angga, dan farel mereka akan pergi kekelasnya, yang sama-sama berada dilantai tiga.
Fyi, Aji itu salah satu sahabat laki-lakinya nara.
Langkah mereka diiringi obrolan ringan dari aji, nathan, angga dan juan. Sedangkan sisanya hanya diam mendengarkan. Salah satu diantara mereka mendengus kesal dengan tangan menggenggam erat tak kuasa lagi menahan emosinya sejak tadi.
Gadis bersurai copper itu pun melayangkan tinjunya.
Bugh.
Satu diantara mereka tersungkur setelah nara memberikan tinjunya. Sontak terdengar pekikan terkejut dari orang-orang sekitar. Mereka pun menjadi pusat perhatian.
" nara!" pekik farel selaku ketua osis saat terjadi keributan.
Pemuda arsya yang tersungkur itu mendongak dengan tatapan bingungnya. Ia mengusap ujung bibirnya yang robek dan mengeluarkan darah segar.
Bad girl itu berjongkok disisi kirinya menepuk bahunya kuat sembari berisik pelan yang hanya didengar keduanya.
"Gue tau," bisiknya menepuk keras bahu pemuda itu." gue tau, bego nya lo -ke syila," lanjutnya.
Bisikan itu membuat oky menyerngit. Bertepatan dengan netra hitam pekatnya menubruk netra cokelat seorang gadis yang mematung beberapa meter didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syila Sellara [Revisi]
Fiksi RemajaSyila Sellara, berniat menghindari seseorang yang menjadi penyebab luka-nya dimasa lalu, namun justru dipertemukan kembali. Kehidupannya telah hancur karena seseorang. Lelah sudah ia berusaha menghindar jauh untuk melupakan semua perlakuan orang...