Tidak terasa, hari ini sudah H-7 menuju pernikahan Yoongi dan Jiya. Jika urusan pekerjaan Yoongi di Wellington cepat selesai, dia akan pulang ke Seoul besok. Namun, jika masih ada pekerjaan tambahan, maka dengan terpaksa ia pulang lusa. Sesungguhnya Yoongi ini sudah sangat capek dan lelah, ada banyak sekali urusan yang harus diselesaikannya. Wellington maupun Seoul, dua-duanya membuat Yoongi pusing. Suasana hatinya jadi menurun dan sudah terasa sangat tidak baik. Kendati begitu, Yoongi haru tetap profesional dalam melakukan apapun yang sedang dikerjakannya.
Langkah gontai memasuki ruang tamu apartemen yang terasa begitu sepi. Topi dan jaket kini sudah Yoongi lepas dengan gerakan lemah. Dua jarinya menekan pelipis, Yoongi sedikit pusing karena kelelahan. Disaat-saat seperti ini, Jiya adalah penawarnya. Sembari membaringkan diri diatas sofa, Yoongi menghidupkan layar ponsel. Seketika pria Min itu mengingat ada pesan dari calon masa depannya yang belum di balas.
Jemari panjangnya bergerak cepat untuk membalas pesan tersebut.
Jiya cantik :
Sudah jadi kak.. Sebentar lagi akan disebar. Cantik tidak?
Yoongi :
Masih cantikan kau Jiya.
Tidak usah balas, langsung hubungi saja. Aku sudah pulang ❤️
Selesai membalas, Yoongi meletakkan ponsel di meja. Lengannya sengaja ia taruh diatas dahi, sesekali ia menghembuskan nafas lelah. Tidak lama kemudian, ponsel berdering nyaring. Tanpa perlu membaca nama kontaknya, Yoongi bisa pastikan kalau itu adalah Jiya. Ibu jarinya langsung menggeser ikon jawab.
"Sayang, maaf karena tidak sempat membalas pesanmu seharian ini." Ucap Yoongi manja dengan nada manja.
"Ih jijik sekali Yoon."
Kedua netra kecil Yoongi otomatis melebar, sontak ia melihat kembali ponselnya untuk memastikan kalau panggilan yang ia terima adalah Jiya.
Sayang sekali, itu bukan kekasih hatinya, melainkan sang ayah. Yoongi malu bukan main. Ayahnya sudah mendengar lirihan manja dari mulut seorang Min Yoongi. Image dingin, keren, dan swag yang selama ini ia bangun didepan keluarga harus hancur begitu saja. Ini tidak adil, untuk apa sih Ayahnya menelpon malam-malam begini. Mengganggu anak muda saja.
"Ayah mengganggu saja sih."
"Wah bocah ini keterlaluan sekali. Mau menjadi anak durhaka kau?"
"Tidak, Ayah. Jadi, ada maksud dan tujuan apa wahai Ayahandaku yang terhormat?"
"Ya tidak usah begitu juga bahasamu. Susah sekali ya menjadi normal?"
Tuut..
Yoongi mematikan ponsel sepihak. Ayahnya menyebalkan dan sangat suka berbasa-basi. Bukan, sepertinya bukan berbasa-basi. Yoongi seakan sudah di tarik ulur oleh Ayahnya. Tolong, Yoongi sedang lelah, suasana hatinya juga sedang buruk. Dia memerlukan banyak cinta dan Jiya sebagai vitaminnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry You, Marry Me
FanfictionSELESAI 20 AGUSTUS 2023 Bagi Yoongi sekeluarga, Shin Jiya itu adalah investasi masa depan. Biar tidak susah-susah memikirkan masa depan Yoongi akan bersama siapa.