20. War is over

385 33 35
                                    

NC! Anak-anak tak boleh baca ⚠️😋
Vote komennya jangan lupa ya cantik.
Ini part terakhir sebelum memasuki extra part. Kalau bisa ucapkan sesuatu yang kalian inginkan, atau kata-kata terakhir untuk MYMM. Terimakasih sudah bersama sampai akhir 🙏
Semoga masih ada Yoongi dan Jiya untuk cerita selanjutnya.

Tanpa adanya Yoongi yang menemani, tentu saja membuat Jiya tidak bisa tertidur malam ini sampai berjam-jam lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa adanya Yoongi yang menemani, tentu saja membuat Jiya tidak bisa tertidur malam ini sampai berjam-jam lamanya. Mendatangi pria itu juga bukan pilihan yang tepat, dia pasti membutuhkan ruang dan waktu untuk sendiri. Dengan pikiran yang tidak begitu tenang, Jiya mendudukkan diri. Mulai memijat betisnya sendiri yang entah sebab apa suka pegal setiap malam tiba.

Perutnya berbunyi, ia menginginkan sesuatu untuk dikonsumsi. Apa saja untuk mengganjal perutnya yang meronta minta diisi. Padahal Jiya sudah makan sebelum Yoongi pulang bekerja tadi, rasa lapar memang sulit dikontrol ya. Apalagi Jiya sedang mengandung si buah hati, tiap waktunya Jiya kerap merasa lapar, dan memang harus mengonsumsi banyak makanan agar nutrisi serta berat janinnya tercukupi.

Kira-kira tengah malam begini Jiya harus makan apa?

Sebaiknya Jiya beranjak dari ranjang menuju dapur untuk memeriksa lemari penyimpanan stok makanan, atau setidaknya ada sisa makanan apa dilemari es yang kira-kira masih bisa dimakan oleh Jiya.

Langkah wanita Min itu terhenti begitu tungkainya sudah membawa keluar kamar. Kedua manik indahnya mendapati Yoongi tengah tertidur diatas sofa. Sudah ada bantal kecil dan selimut yang membungkus tubuhnya. Jiya jadi ingin mendekati untuk mencium dahi sang suami, tapi niat itu ia urungkan. Ia kembali melangkah untuk memeriksa lemari dapur.

Sial sekali. Jiya baru ingat, kemarin Yoongi baru membuang semua stok ramyeon kiriman dari Seoul. Sungguh, Yoongi benar-benar melarangnya untuk mengonsumi makanan instan semenjak hamil. Menyebalkan sekali. Dan dilemari es hanya ada stok ice cream. Nah, itu juga boleh. Pas sekali dengan kesukaan Jiya, makanan manis.

Sembari duduk, Jiya berhasil meloloskan satu gigitan ice cream varian rasa matcha tersebut ke dalam mulutnya. Makanan manis selalu berhasil membuat Jiya senang. Ia sampai harus meredam jeritannya agar tidak kedengaran siapapun, bahwa saat ini dia sedang senang bukan main.

Kini, ia akan melanjutkan gigitan kedua. Saat ice cream sudah berada didepan bibir, betapa terkejutnya Jiya melihat makanan kesukaannya itu melayang ke atas. Seketika rasa senangnya menurun, tergantikan dengan perasaan kecewa begitu saja. Jiya berbalik melihat ke arah orang yang sudah menarik ice cream tersebut dari tangannya. Dan.. Lagi-lagi perasaan Jiya berubah. Sekarang bukan lagi kecewa, melainkan digantikan rasa takut saat ia tak sengaja menatap tepat dikedua netra gelapnya Yoongi yang mulai menajam.

Jiya masih memandangi pria itu mengitari meja makan dan melempar ice cream tersebut ke dalam wastafel, lalu kembali berdiri disamping Jiya.

"Sejak kapan aku membolehkanmu mengonsumsi makanan dingin di tengah malam begini?"

Marry You, Marry MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang