23. Extra part III

374 35 35
                                    

Yoongi melepas tawa, tak tahan melihat Jiya menahan emosi. Asal Jiya mau tahu, topik pembicaraan yang menurut istrinya aneh itu adalah salah satu bentuk perlindungan Yoongi. Kalau saja tidak Yoongi melencengkan ke arah sana, pasti pembicaraan mereka sudah membuat istrinya sedih dan berujung insecure. Dia sudah hapal bagaimana Jiya. Hanya Yoongi yang mengerti cara menyikapinya.


****


⚠️⚠️⚠️

Chin kembali terlelap didekapan hangat sang Ibu. Sementara Yoongi, karena dijanjikan sesuatu yang menyenangkan, dia terus menahan kantuk. Ia rela untuk tak kehilangan kesadaran meski posisi mata sedang tertutup. Bisa pria itu rasakan kalau Jiya kini tengah bergerak pelan memindahkan Chin ke tempatnya, lalu kembali lagi ke posisi semula dan membelakanginya.

Selama dua menit Yoongi membiarkan, karena sudah tidak ingin menunggu waktu lebih lama lagi, ia meletakkan sebelah telapak tangannya di atas panggul Jiya. Sedikit meremas lembut, kemudian mengusap ringan menggunakan ibu jarinya. Dia tahu, Jiya menegang akibat sentuhan tersebut.

Semakin lama sentuhan Yoongi semakin naik, ia berusaha menyelipkan tangan ke dalam kaus longgar yang Jiya kenakan. Tanpa butuh berusaha dua kali, Yoongi langsung mendapatkan apa yang dia inginkan. Tentu saja, Jiya tidak menggunakan bra ketika tidur.

Material empuk tak bertulang itu Yoongi sentuh selembut mungkin agar Jiya merasa nyaman. Yoongi semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh belakang sang istri, membenamkam seluruh wajahnya dipunggung Jiya. Tak tahan untuk tak memilin pucuk dada seksi yang tiap kali selalu menggoda imannya, bahkan suara desisan dari bibir mungil Jiya sudah mencapai rungunya.

Bukan malah berhenti, Yoongi semakin merayu dengan cara menyentuhkan batang kejantanannya pada bokong Jiya. Menggoda seluruh bagian tubuh tersensitif istrinya agar mau bermain dengannya. Tapi maaf saja, saat ini Yoongi hanya sedang ingin menyentuh buah dada dulu. Lain halnya kalau Jiya merengek memohon meminta agar yang lain juga harus disentuh. Maka Yoongi dengan lapang hati mengabulkan permintaan itu.

Perlahan Yoongi membalikkan tubuh Jiya agar berhadapan dengannya. Dua pasang netra masing-masing dari mereka sudah sama-sama gelap dan sayu.

"Boleh main-main dengan yang dua ini? Boleh sayang ya?"

Jiya hanya bisa mengangguk sembari menggigit bibir menahan geli, pasalnya sang pria bertanya sambil terus memilin pucuk dada kanannya.

Ia langsung merasakan basah pada buah dada sebelah kiri karena Yoongi langsung melahapnya. Aduh, rasanya sedikit ngilu sekaligus malu. Untuk apa pria Min itu terus menatap matanya selagi dia melakukan kegiatan intim begini?

"Sepertinya dulu tidak sebesar ini, cinta. Kalau begini terus, lama-lama mereka akan melebihi dari genggaman tanganku." Bisik Yoongi, kini ia menyentuh buah dada Jiya dengan gerakan memutar.

"Kak," Sudah mulai gelisah, Jiya melirih dan tangannya memeriksa kondisi kewanitaannya yang ternyata sudah melembab.

Mau sampai kapan Yoongi terus bermain dengan dadanya? Sementara di bawah sana sudah meminta lebih.

Ia menyentuh erat kedua pergelangan tangan Yoongi yang tidak henti-hentinya meremas kedua gundukan kembarnya.

"Ada apa sayang? Katakan sesuatu." Tanyanya.

"Jiya.. Jiya i-ingin kakak sekarang."

"Heum? Bagaimana?"

"Ingin kakak. Sekarang."

Mendengar hal itu Yoongi menghentikan kegiatannya sebentar, gantian kini dia lah yang memeriksa daerah privasi Jiya. Dan ternyata benar apa yang istrinya telah katakan. Dia tersenyum jahil bercampur tulus.

Marry You, Marry MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang