Chapter 25

324 28 1
                                    

Khansa: Hah? Rendy mau ke US? Demi apa lo?
Fania: Iya, sekarang gue sama nyokap lagi dirumah dia.
Khansa: Kok dia ke US? Mau ngapain?
Fania: Kakeknya sakit, dia sekeluarga mau jenguk gitu.
Khansa: Berapa hari?
Fania: Gak sampe 3 minggu.
Khansa: Buset, lama banget!
Fania: Bakalan empty banget gue gak ada dia.
Khansa: Halah, dramatis deh lo.
Fania: Sekarang gini aja, lo di tinggal Satria hampir 3 minggu tahan gak?
Khansa: Nggak lah.
Fania: Nah, yaudah.
Khansa: Jadi, lo mau anter mereka ke bandara?
Fania: Iya.
Fania: Udahan ya, Khan. Gue mau ke dalem dulu.
Khansa: Ya oke.

Fania nutup sambungan telpon. Dia jalan masuk ke dalem. Di dalem, dia ngeliat Mamanya Fania sama Papanya Rendy lagi ngobrol. Rendy lagi sibuk ngecek barang. Mamanya masih diatas.

Fania ngehampirin Rendy.

"Udah siap semua?"

Rendy ngegeleng. "Udah sih, tapi masih gak yakin."

"Passport?"

"Udah."

"Baju?"

"Udah."

"Tiket?"

"Udah juga."

"Yaudah lo siap berangkat kalo gitu."

Rendy ngangguk kecil. "Oke lah."

Gak lama, Mamanya Rendy turun. Terus, semua barang di masukkin ke dalem bagasi mobil Fania.

Di mobil, Mamanya Fania sama bo-nyoknya Rendy saling ngobrol. Rendy sama Fania sibuk sama hpnya masing-masing.

Tiba-tiba, Rendy ngebuka omongan. "Jangan kangen sama gue."

"Bukannya kita gak boleh ngomong 'lo-gue' depan bo-nyok lo?"

Rendy senyum kecil. "Yaelah, selow aja."

"Gue bakalan kangen banget banget sama lo. Bakalan kangen banget." Fania nge-nekenin kata 'banget'.

Rendy ngangguk, dia ngambil tangan Fania terus di genggam. "Iya lah, sama. Gue juga."

Fania sama Rendy ngobrol-ngobrol di mobil. Topiknya gak jauh-jauh dari kakeknya Rendy.

"Kakek lo sakit apa sih?"

"Gue gak tau. Cuma orang tua gue yang tau, doain aja gak parah ya."

Fania senyum tipis. "Amin."

Hampir 45 menit mereka di dalem mobil. Akhirnya, sampe juga di bandara. Fania ngebantuin keluarin koper.

Abis itu, Rendy meluk Fania. Meluk erat banget, kayak gak mau pergi ke US.

Lama banget meluk Fanianya. Fania nyuruh Rendy ngelepasin pelukannya, tapi Rendy gak mau ngelepasin.

"Yaelah, 3 minggu doang. Lepasin kenapa, kayak lo mau pergi 3 tahun aja. Lebay."

Rendy langsung ngejitak kepala Fania. "Udah di lepas nih! Puas?"

"Puas banget."

"Jangan nakal lo disini. Awas aja gue dapet kabar lo dapet cowok baru."

"Nggak elah. Paling pas lo balik, gue udah gandeng Zac Efron."

Rendy jitak Fania lagi. "Dulu Harry Styles, sekarang Zac Efron. Mau lo apaan sih, Fan?"

"Hahaha, mau gue adalah ngegandeng tuh 2 cowok."

"Terus yang disini gak di gandeng?"

"Gak."

"Jahat lo. Nanti kangen baru tau rasa."

Fania ketawa. "Masuk sana lo."

Rendy langsung meluk Fania, sambil ngomong kalo dia bakalan kangen banget sama Fania.

Fania cuma bisa diem, sambil melukin Rendy.

Akhirnya, Rendy pergi. Rendy masuk ke bandara, abis itu ngilang.

"Jangan dramatis gitu dong, Fan. Jangan sedih Rendy pergi. Nanti Rendy malah kepikiran kamu terus."

Fania nyengir. "Iya, Ma. Selow aja."

Fania masuk mobil, sama juga kayak Mamanya. Selama di mobil, Fania diem. Gak ngomong apapun.

"Biar gak diem terus, Mama traktir McD ya."

Denger McD, Fania langsung noleh. "Hah?! Boleh tuh boleh!"

"Nah, gitu dong. Yaudah, yuk langsung aja."

Fania senyum ke Mamanya.

Fania sama Mamanya ngehabisin waktu mereka di McD, ketawa & bercanda-canda gitu.

*

Sampe rumah, Fania ngerebahin badannya di sofa. Badannya serasa capek banget.

Fania nyalain hpnya yang kebetulan tadi dia matiin pas di jalan. Sekitar 15 chats masuk. Nanyain soal kabar Rendy ke US.

Fania bales-balesin chatnya satu-satu.

Abis balesin chat, Fania naik ke kamarnya. Dia tidur sambil main hp dan main laptop. Gak lama, ada telpon masuk dari Rendy.

Fania bingung. Bukannya seharusnya Rendy udah di pesawat sekarang?

Fania: Halo?
Rendy: Fania?
Fania: Loh? Masih bisa nelpon? Dimana lo?
Rendy: Yaelah. Belum masuk pesawat ini, masih nunggu di Starbucks.
Fania: Najis, gaya deh.
Rendy: Hahaha.
Fania: Kangen sama gue, ya?
Rendy: Gak. Baru aja ketemu sekitar sejam yang lalu.
Fania: Siapa tau lo kangen. Kan biaya nelpon dari sana kesini mahal.
Rendy: Iya deh, kangen. Oiya, kalo gue udah sampe sana, gue kabarin lo ya.
Fania: Iyalah, itu harus.
Rendy: Fan! Flight gue udah di suruh siap-siap. Nanti gue kabarin ya! I love you, take care!
Fania: Love ya too.

Abis nutup sambungan telpon, seketika saat itu juga, ada yang ngeganjel di hatinya Fania.

*

ini chapter 25nya, hope y'all like it. maafiiin kl ada typo dll.

btw, buat silent readers, tlg tunjukkin wujudnya dong. paling nggak vote aja, tinggal teken doang apa susahnya sih? bikin cerita kayak gini butuh ide, mikirin gimana kelanjutannya, etc. please bgt minta votenya aja gapapa. makasih banyak. <3

cinta canda-candaan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang